Meracik Prestasi Amal Unggulan
Sobat, keimanan yang yang sudah kita proklamirkan tidaklah hanya
penghias bibir dan sekedar label tanda pengenal. Allah swt berjanji
memberikan testing berupa ujian dan ajakan, apakah kita benar-benar
mempunyai iman yang berkualitas.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan
Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.29:2-3)
Allah swt memberikan hadiah yang amat sangat tiada duanya disaat
nanti. Suatu waktu yang tidak bisa mengelak, tidak bisa kembali ke dunia
dan hanya pertolongan Allah-lah yang berlaku, just it!. Hadiah tersebut
adalah ridho kepada makhluk untuk melenggang masuk ke dalam jannah
(syurga). Sebaliknya, bagi yang mempunyai iman palsu akan berkumpul di
suatu tempat hina yakni neraka.
Sobat, kita baru saja diingatkan tahun baru hijriyah. So, berkurang
sudah jatah umur kita..marilah kita renungi. Apakah yang sudah kita
lakukan sampai detik ini, hidup sia-siakah? Hidup tanpa kesungguhan
dalam beramal shaleh-kah? Ataukah beribadah dengan seenaknya sendiri?
Ataukah telah berusaha menekuni amal-amal sehingga berprestasi di mata
Allah swt?
Sobat pasti ingat dengan sahabat Bilal Ra, yang senantiasa shalat
sunnah setiap kali selesai berwudhu sehingga suara terompahnya sudah
dikabarkan “terdengar” di surga oleh Nabi SAW. Atau Abu Dzar yang
senantiasa menjaga wasiat Nabi SAW selama hidup untuk tidak meninggalkan
3 hal: 2 rakaat sunnah Dhuha, puasa 3 hari dalam sebulan dan shalat
witir sebelum tidur. Dan juga kisah-kisah shahih lain yang terjadi pada
suatu generasi terbaik, yakni generasi para shabat Rasulullah SAW. Dan
tentunya sebagai pengikut menjadi kita wajib untuk mencontoh dan
mengobarkan motivasi untuk mengikuti jejaknya.
Masih ingatkah kisah 3 orang istimewa yang
berteduh di goa, kemudian atas kehendak Allah swt pintunya menjadi
tertutup batu dan tidak bisa dibuka kembali. Berkat prestasi dalam
amalan mereka, Allah swt berikan solusi dan bantuan langsung. Simak
hadist berikut :
“Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu Maryam telah
menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim bin ‘Uqbah dia berkata;
telah mengabarkan kepadaku Nafi’ dari Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Suatu ketika 3
orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka
berlindung ke dalam suatu gua yang terdapat di gunung. Tanpa diduga
sebelumnya, ada sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa dan
mengurung mereka di dalamnya. Kemudian salah seorang dari mereka berkata
kepada temannya yang lain; ‘lngat-ingatlah amal shalih yang pernah
kalian lakukan hanya karena mengharap ridla Allah semata. Setelah itu,
berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal
shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan
kalian.
Kemudian salah seorang dari mereka berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku,
dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu,
saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih
kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila
pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan
untuk kedua orang tua saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada
kedua orang tua saya sebelum saya berikan kepada anak-anak saya. Pada
suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya baru pulang
pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua saya sedang
tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu. Saya
berdiri di dekat keduanya karena tidak mau membangunkan dari tidur
mereka. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu tersebut
kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun
mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk
meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan
anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar.
Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan perbuatan tersebut
hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga
kami dapat melihat langit! ‘ Akhirnya Allah membuka celah lubang gua
tersebut, hingga mereka dapat melihat langit.
Orang yang kedua dari mereka berdiri sambil berkata; ‘Ya Allah,
dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang
saya cintai sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu
terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat
mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus
dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya
saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada
diantara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia
berkata; ‘Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan
janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi
hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah, sesungguhnya
Engkau pun tahu bahwa saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan
ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘
Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka
bertiga.
Seorang lagi berdiri dan berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya
pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi
hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata;
‘Berikanlah hak saya kepada saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan
kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu,
saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya
kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa
penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu
tidak saya berikan datang kepada saya dan berkata; ‘Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! ‘
Lalu saya berkata kepada orang tersebut; ‘Pergilah ke beberapa ekor
sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ‘
Orang tersebut menjawab; ‘Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu
mengolok-olok saya! ‘ Kemudian saya katakan lagi kepadanya; ‘Sungguh
saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua
sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut
memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu.
Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ‘
Akhirnya Allah pun membukakan sisanya untuk mereka.” (HR. Bukhari)
Sobat, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita berusaha meraih amalan-amalan prestatif. Meraih prestasi pastilah memerlukan perjuangan, pengorbanan, ketekunan dan keikhlasan. Mulailah dengan menebarkan salam, berpuasa sunnah, shalat sunnah, memberi makan kepada orang yang membutuhkan, berani mencegah kemungkaran dan shalat malam ketika orang lain tidur nyenyak dan amal shalih lainnya.
Sobat, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita berusaha meraih amalan-amalan prestatif. Meraih prestasi pastilah memerlukan perjuangan, pengorbanan, ketekunan dan keikhlasan. Mulailah dengan menebarkan salam, berpuasa sunnah, shalat sunnah, memberi makan kepada orang yang membutuhkan, berani mencegah kemungkaran dan shalat malam ketika orang lain tidur nyenyak dan amal shalih lainnya.
Marilah kita buktikan iman kepada Allah swt dengan memberikan
prestasi dalam beramal shalih. Tidak hanya sekedar penggugur kewajiban
atau setengah hati dalam menekuninya. Tunjuk dan nilai dirimu, jangan
menilai orang lain.
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
Posting Lebih Baru Posting Lama