Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Cara Cepat Mencintai dan Menghayati Al-Qur’an

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad, keluarga sahabat dan kepada seluruh pengikut beliau yang mengikuti petunjuknya. Alhamdulillah, cahaya Al-Qur’an telah Allah limpahkan kepada umat manusia di muka bumi dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhammad, untuk seluruh manusia. Segala puji bagi Allah, kehidupan kegelapan dan kesyirikan berat yang telah membelenggu bangsa Arab di jazirah Arab dan sekitarnya berubah total dalam waktu cukup singkat, 23 th atau satu generasi saja.
Allah telah menuntun Rasulnya, bagaimana dalam menerima petunjuk-petunjuk Al-Qur’an, lewat surat yang pertama Allah berfirman yang artinya :


Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (QS. 96:6)
karena dia melihat dirinya serba cukup. (QS. 96:7)

 
 Suatu Hikmah yang luar biasa, bagaimana terbukanya ilmu adalah dengan proses membaca dan menulis. Hal-hal yang ditemukan oleh Aqal manusia bila ditulis dan kemudian dibaca oleh generasi berikutnya, maka ilmu tersebut tidak akan terputus. Apalagi Al-Qur’an, firman Allah, Cahaya petunjuk dari Allah, sesuatu yang sangat dibutuhkan jiwa manusia dari zaman ke jaman. Terus menerus dengan rajin membaca Al-Qur’an dalam bahasa aslinya dan dibaca terjemahnya sesuai bahasa yang difahaminya, akan membuat manusia memahami segala petunjuk Allah yang Ada dalam Al-Qur’an agar umat manusia selalu dalam jalan keselamatan.

Jaman modern telah di dominasi oleh penemuan-penemuan ilmu dan teknologi lewat aqal manusia, membuat manusia terlena dan merasa dirinya serba cukup, sehingga walaupun zaman demikian bertaburan kenikmatan jasmani, namun manusia kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga dari itu, sesuatu yang paling dibutuhkan dalam hidup di mana saja, yaitu kenikmatan rohani, kenikmatan jiwa, kenikmatan yang bersifat haqiqi dan kekal.
Dalam firman yang awal-awal pula Allah membimbing manusia bagaimana mencintai Allah dan mencintai Al-Qur’an yang artinya

Hai orang yang berkemul (berselimut), (QS. 74:1)
bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS. 74:2)
dan Tuhanmu agungkanlah, (QS. 74:3)
dan pakaianmu bersihkanlah, (QS. 74:4)
dan perbuatan dosa tinggalkanlah, (QS. 74:5)
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. (QS. 74:6)
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (QS. 74:7)
Apabila ditiup sangkakala, (QS. 74:8)
maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, (QS. 74:9)

Rasulullah Muhammad manusia pilihan Allah, merasa takut ketika awal-awal dikunjungi malaikat Jibril, Allah memerintah Rasulullah untuk bangkit dan bangun, kemudian memperingatkan diri, membersihkan diri, menjauhi dosa, menyampaikan peringatan pada umat manusia, untuk dapat mencintai kebenaran yang datang dari Allah dan mengagungkan Allah Tuhan semesta alam.

Dalam surat-surat yang awal-awal pula Allah membimbing Nabinya untuk selalu tekun mencintai Al-Qur’an dengan selalu membacanya dan menghayatinya di saat-saat yang hening sebagaimana firmannya yant artinya

Hai orang yang berselimut (Muhammad), (QS. 73:1)
bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (QS. 73:2)
(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (QS. 73:3)
atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (QS. 73:4)
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. (QS. 73:5)
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (QS. 73:6)
Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (QS. 73:7)
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (QS. 73:8)
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. (QS. 73:9)
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. (QS. 73:10)
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (QS. 73:11)


Allah membimbing Rasulullah untuk selalu membaca, menghayati, menekuni dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Bagi kita para orang-orang yang ingin mengikuti cara hidup beliau , tentu harus berbuat dengan langkah-langkah yang sama.

Begitu banyaknya hikmah yang terkandung dalam Al-Qur’an, Dan Al-Qur’an pula yang akan menjadi barometer hati manusia. Kenapa dijaman Modern yang semegah ini semakin banyak orang yang mengenal Al-Qur’an sebagai firman Allah, namun banyak yang malas dalam membaca, menghayati serta mengamalkan.

Dosa adalah kata kuncinya. Dosa telah menjadikan jiwa manusia menjadi lumpuh, menjadi layu dan menjadi loyo didalam menempuh jalan-jalan yang ditunjuki oleh Allah. Banjirnya informasi dalam berbagai bentuk yang bercampur antara yang baik dan buruk, ternyata yang buruklah yang mendominasi, ibarat peribahasa, akibat nila setitik rusak susu sebelanga. Hujan petunjuk Allah yang demikian derasnya selalu saja rusak disebabkan oleh budaya dosa yang telah merembes dan mengakar ke dalam hati umat manusia.

Hati manusia sangatlah lemah, bisikan syaitan dapat menggelincirkan manusia kepada perbuatan dosa, namun di jaman ini penyebabnya lebih beragam dan lebih hebat, dapat berupa tulisan, suara, gambar, film, dan komunitas manusia-manusia pelampias nafsu dosa. Jaman modern, zaman penuh informasi berbau dosa, menjadikan hujan dan banjir petunjuk yang datang dari Allah telah sering dikufuri manusia.

Kita ambil sebuah contoh kecil di hari ini, lingkungan kantor, sekolah, ruang publik dan tempat-tempat manusia berkumpul banyak yang ditulisi dengan huruf yang menyolok “ DILARANG MEROKOK DISINI ”, karena secara umum manusia tahu bahwa merokok dapat merusak kesehatan si perokok dan kesehatan orang-orang disekitarnya, namun demikian masih banyak saja yang melangar.

Kapan manusia akan memulai agar di setiap jenis informasi dan multimedia tertulis di lembar mukanya, “DILARANG BERBUAT DOSA DAN MENYEBARKAN PERBUATAN DOSA DISINI ” . Dosa dapat mencabut, melemahkan dan melumpuhkan keimanan seseorang. Kapankah kebaikan yang kita angan-angankan tersebut bisa terwujud di tengah-tengah kehidupan umat manusia yang sangat heterogen seperti zaman sekarang ini?, maka setidaknya di rumah-rumah setiap orang muslim terdapat tulisan tersebut dan konsekwen untuk dipatuhi.

Ingat firman Allah yang artinya :
Katakanlah:”Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS. 5:100)
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. 6:153)

Manusia tidak akan pernah bisa memahami dan mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah bila masih suka tenggelam dalam habitat yang penuh dosa , kezaliman dan kelalaian. Bila seseorang, keluarga, masyarakat mau bertekun dengan ketekunan yang kuat menghindari segala pikiran dan perbuatan dosa, maka mereka akan sangat mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan akan terus menerus mendapatkan kebahagiaan dengan mempelajari dan mengamalkannya. 

Wallahu a’lam

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]