Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Melestarikan Kedamaian Dengan Rajin Mengkaji Al-Qur’an


Segala Puji Bagi Allah, setiap manusia di muka bumi perlu menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa kehidupan di dunia adalah ujian, sebagaimana firmanNya yang artinya :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin[95]: 4)
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, (QS. At-Tiin[95]: 5)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tiin[95]: 6)

Dinamika kehidupan, ada manusia-manusia yang sangat sholih dan sangat-sangat rajin beribadah, dan dapat menikmati lezatnya ibadah, dan senantiasa terus menerus rajin beribadah dan berbuat kebaikan. Namun ada pula manusia-manusia yang tidak hirau dengan ibadah dan bahkan tidak mempercayai adanya Tuhan Allah dan tidak pula mengakui kebenaran agama Islam.
Salahsatu nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba yang rajin beribadah, dan Allah ridho kepadanya maka Allah akan menurunkan rahmat, ampunan dan kasih sayang kepada mereka. Sehingga kehidupan mereka dalam kebahagiaan walau dalam suasana apapun. Dan itu adalah kebutuhan utama jiwa manusia.
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. Huud: 118)
kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. Huud: 119)

Manusia perlu senantiasa berjalan mendaki, mendaki dengan mendidik diri dan membiasakan diri untuk berbuat hal-hal yang mendatangan nikmat dan kasih sayang Allah. Jalan mendaki, jalan naik, jalan menjadi sholih, jalan yang membutuhkan kesungguh-sungguhan.
Bila manusia membiarkan dirinya terlena, tergelincir atau membiarkan bujukan-bujukan hawanafsu dibolehkan menguasai dirinya, maka manusia akan mendapatkan yang sebaliknya
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yuusuf: 53)
Bila manusia dibiarkan tidak mau menempuh jalan-jalan petunjuk Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah), maka otomatis tabiatnya akan menjadi manusia yang lalai dan lengah dari menempuh jalan kebenaran dan lebih cenderung membiarkan dirinya bersenang-senang menempuh jalan-jalan kejahatan jalan-jalan menuju neraka jahanam.
Demi masa. (QS. Al-’Ashr: 1)
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (QS. Al-’Ashr: 2)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-’Ashr: 3)

Mengaji AlQuran dan As-Sunnah, dan mengamalkan keduanya adalah kebutuhan yang sangat utama, yang lebih utama dari sekedar kebutuhan makan dan minum serta bernafas. Kehidupan manusia menjadi bermakna, penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian. Namun dibalik nikmat yang demikian lezatnya tetap saja hidup di dunia adalah ujian-ujian yang kadang manusia terlena. Sehingga terseret kedalam kelengahan dan kerendahan. Mengaji memang kebutuhan yang sangat-sangat penting untuk menguatkan diri agar diri manusia suka mendaki jalan-jalan kesholihan
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali-’Imran: 103)
Pertikaian dan kekacauan sering diawali dari keengganan manusia untuk berpegang teguh kepada Agama Allah. Manusia terlena dengan kesibukan menikmati kelezatan dunia. Namun kelengahan yang sesaat dapat mendatangkan kerugian yang sangat panjang. Kelengahan sepenggal generasi, dapat menjadi kerugian bagi banyak generasi yang panjang dibelakangnya.
Mari berbondong-bondong rajin mengaji Al-Qur’an dan As-Sunnah, untuk mewujudkan kedamaian yang kekal, di dunia hingga di akherat. Jadilah generasi pioner-pioner untuk mewujudkan kedamaian, agar generasi berikutnya tetap dalam kedamaian, namun pioner dalam sejarah senantiasa menghadapi hambatan yang paling berat. Kepada Allah sajalah kita memohon kekuatan dan pertolongan.

Wallahu’alam.

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]