Muhasabah
Tahun 2011 Masehi baru saja berlalu dengan segala peluang dan
tantangan yang menyertainya. Sungguh beruntung orang-orang yang telah
memanfa’atkan peluang yang diberikan Allah selama setahun lalu untuk
meraih prestasi, meningkatkan kualitas penghambaan diri kepada Allah.
Kita semua berharap kualitas keimanan kita tahun ini lebih baik dari
pada tahun lalu. Peningkatan kualitas keimanan itu tidak mungkin
terdeteksi tanpa monitoring dan evaluasi secara kontinyu melalui
muhasabah (introspeksi).
Untuk itu mari kita sempatkan diri untuk merenung, melakukan
muhasabah. Sifat-sifat jelek yang masih ada perlu dicatat,
diingat-ingat untuk dipikirkan bagaimana cara mehilangkannya.
Kelemahan dan kekurangan perlu diidentifikasi dan dicermati untuk dicarikan solusi. Sedang kebaikan, kekuatan, dan keberhasilan yang sudah dianugerahkan Allah selama setahun lalu perlu disyukuri dengan meningkatkan intensitas amal dan mengembangkannya sehingga lebih banyak orang yang bisa mengambil manfa’at.
Kelemahan dan kekurangan perlu diidentifikasi dan dicermati untuk dicarikan solusi. Sedang kebaikan, kekuatan, dan keberhasilan yang sudah dianugerahkan Allah selama setahun lalu perlu disyukuri dengan meningkatkan intensitas amal dan mengembangkannya sehingga lebih banyak orang yang bisa mengambil manfa’at.
Perlu senantiasa diingat, bahwa semua amal meskipun sebesar dzarrah
harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Maka tidak mengherankan
bila sahabat Rasulullah SAW yang terkenal wara’ yakni Umar bin
Khaththab pernah berpesan, “Haasibuu anfusakum qabla an tuhaasabuu.”
(Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab).
Bila terlanjur mati dan dihisab di negeri akhirat manusia tidak
punya kesempatan lagi untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Senyampang
usia masih dikandung badan, Allah masih beri kesempatan untuk melakukan
mawas diri, mari kita manfa’atkan kesempatan akhir dan awal tahun baru
ini untuk melakukan instrospeksi untuk memperbaiki diri.
Waktu yang relatif panjang, satu tahun atau 365 hari berlalu begitu
saja tanpa kita sadari. Usia kita hidup di dunia telah berkurang satu
tahun. Artinya ajal telah lebih dekat kepada kita selama satu tahun dan
kita telah kehilangan kesempatan untuk beramal selama satu tahun.
Sungguh mengherankan orang-orang yang merayakan ulang tahun dengan
berpesta-pora, berdansa dansi, dan ketawa ketiwi di restorant mewah dan
di hotel yang megah. Mereka lupa bahwa ajalnya semakin dekat, sehingga
lupa pula mempersiapkan diri menyambut kedatangan malaikat maut
mencabut nyawa mereka.
Padahal apabila sang pencabut nyawa datang, mata mereka akan
terbelalak, badan mereka akan menggigil ketakutan, nyali mereka akan
menciut, harapan untuk hidup menjadi kecut. Bila telah tiba saatnnya,
maka kematian itu tidak bisa dimajukan dan tidak bisa pula diundurkan.
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلا نَفْعًا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan
dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang
dikehendaki Allah”. tiap-tiap umat mempunyai ajal[696]. apabila telah
datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).[QS. Yunus : 49]
Bahkan taubat yang dilakukan saat kedatangan maut itu tidak diterima Allah.
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada
seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya
saya bertaubat sekarang”. dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang
yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah
Kami sediakan siksa yang pedih.[QS An-Nisaa' : 18]
Saudaraku, kematian itu datangnya sudah pasti, tidak ada yang
meragukannya lagi, maka mari kita mempersiapkan bekal untuk
menghadapinya. Allah SWT menyeru orang-orang beriman untuk bertaqwa dan
mempersiapkan bekal untuk hari esok.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.[QS Al-Hasyr : 18]
Mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal di negeri akhirat dan sebaik-baik bekal adalah taqwa.
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi[122],
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, Maka tidak boleh rafats[123], berbuat Fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan
Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah
kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.[QS Al-Baqarah : 197]
Kapan lagi untuk bertaqwa kalau tidak sekarang. Di belakang kematian
mengejar kita tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal waktu. Sedangkan
di depan kuburan dengan sabar menanti jasad kita. Faaina tadzhabuun?
[QS At-Takwir : 26]
Maka kemana kalian akan pergi, selain menghadap Ilahi ? Sekuat
apapun, sehebat apapun, dan sesibuk apapun semua orang pada akhirnya
harus pergi menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan amal mereka.
Semoga Allah memilih kita menjadi hamba yang beriman, bertaqwa, dan
mendapat ridla-Nya Amiin.
Posting Lebih Baru Posting Lama