Makna Sedekah
Islam menuntunkan ummatnya untuk mengarahkan orientasi hidupnya ke
akhirat. Mereka dituntut untuk banyak beramal shaleh, termasuk
bersedeqah. Dengan bersedeqah mereka telah menabung pahala untuk
keselamatan hidupnya di akhirat.
Kebiasaan bersedeqah akan menumbuhkan jiwa kedermawanan dan
menghapuskan penyakit kikir yang ada di dalam hati mereka. Orang yang
bersih hatinya dari penyakit kikir dikatakan Allah sebagai orang yang
beruntung.
” Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka
(Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).
Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung ” (TQS
Al-Hasyr : 9).
Betapa tidak, Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam sebuah hadits hasan
gharib bahwa Rasulullah SAW pernah memberitakan bahwa orang yang kikir
itu tidak akan masuk surga.
Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa tangan yang di atas lebih
baik dari pada tangan yang di bawah. Artinya orang yang memberi sedeqah
itu lebih utama dari pada orang yang menerima sedeqah. Islam juga
mengajarkan kepada ummatnya agar lebih suka memberi dari pada menerima.
Orang yang suka memberi akan disukai oleh keluarga, tetangga, teman
dan siapapun yang bersinggungan dengan dia, karena kehadirannya
menguntungkan orang lain. Kedermawanan juga akan menumbuhkan solidaritas
sosial dan mempererat tali persaudaraan.
Betapa pentingnya nilai sedeqah untuk menumbuhkan kedermawanan, maka
Allah menuntunkan zakat sebagai sedeqah wajib bagi ummat Islam. Sedeqah,
infaq atau zakat merupakan salah satu cara untuk menyadarkan manusia
agar tidak terlalu mencintai dunia sehingga mengabaikan akhiratnya.
Harta yang sudah mereka cari dengan susah payah, karena iman kepada
Allah dan hari akhir sebagian harus mereka keluarkan fii sabiilillaah.
Mereka berharap agar mendapatkan balasan kebahagiaan dalam kehidupan di
akhirat kelak. Mereka yang mengeluarkan sedeqah karena Allah telah
berhasil menukar nilai harta dunia yang kecil dengan pahala yang lebih
besar yang dapat menyelamatkan kehidupannya di akhirat nanti.
Rasulullah SAW menjamin bahwa harta tidak akan berkurang dengan sedeqah. Justru Allah akan menyuburkan harta karena sedeqah :
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. ” (TQS. Al-Baqarah : 276).
Beliau juga mengingatkan ummat Islam untuk tidak kikir agar Allah tidak menyempitkan rejekinya (HR Bukhari).
Umar bin Khaththab pernah bersedeqah separuh hartanya. Abu Bakar
pernah bersedeqah dengan seluruh harta yang dimiliki. ‘Ustman bin ‘Affan
pernah berinfaq uang emas sebanyak 12 ribu dinar untuk membiayai Jaisul ‘usrah
pasukan di masa sulit. Abdurrahman bin Auf pernah menginfaqkan 700 ekor
onta beserta seluruh dagangannya ketika dia diberitahu akan masuk surga
dengan merangkak. Itu semua dilakukan karena beliau-beliau meyaqini
sepenuh hati bahwa kesenangan hidup yang akan diperoleh di akhirat nanti
jauh lebih baik daripada nilai dunia yang disedeqahkannya.
Saudaraku, jadikanlah sedeqah sebagai upaya untuk memperoleh ampunan
dan kasih sayang Allah. Dalam kehidupan yang semakin materailistis ini,
semakin banyak manusia bersikap egois. Menjadi kesempatan kita bersama
untuk tampil menjadi pelopor sedeqah sebagaimana yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW.
Pemerintah kita juga ingin membangun peradaban yang mulia, maka mari
kita membiasakan diri untuk bersedeqah demi kemajuan bangsa. Semoga
langkah kita diikuti oleh saudara-saudara yang lain di seluruh tanah
air, sehingga berdampak positif bagi percepatan pencapaian keadilan
sosial bagi seluruh bangsa Indonesia, Amiin.
Posting Lebih Baru Posting Lama