Dusta adalah Pangkal Semua Kejahatan
Imam Muslim pernah meriwayatkan sebuah hadist tentang Pentingnya
kejujuran dan dusta yang menyatakan bahwa Rasulullah saw pernah
bersabda :
عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ رض قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَيْكُمْ بِالصّدْقِ، فَاِنَّهُ مَعَ اْلبِرّ وَ
هُمَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ، فَاِنَّهُ مَعَ
اْلفُجُوْرِ وَ هُمَا فِى النَّارِ. ابن حبان فى صحيحه، فى الترغيب و
الترهيب
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan
keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 591]
Namun sayang banyak orang meremehkan peringatan tersebut. Mereka
terlanjur biasa berdusta, sehingga kejujuran semakin langka. Padahal
pengalaman menunjukkan bahwa orang yang berdusta akan selalu berusaha
menutupi kedustaannya dengan berbagai macam cara. Sehingga sebuah dusta
berpotensi melahirkan banyak kedustaan yang baru. Lebih dari itu dusta
juga berpotensi melahirkan kecurangan, kekerasan, kejahatan, bahkan
pembunuhan yang semuanya itu merupakan bentuk kedurhakaan
(ketidak-taatan) kepada Allah.
Saudaraku, sebagai orang beriman kita mestinya menyadari Allah mengawasi seluruh aktifitas hidup kita. Ketika mendefinisikan ihsan Rasulullah saw mengatakan :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ ص بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَاَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ: مَا
اْلاِيْمَانُ؟ قَالَ: اَْلاِيْمَانُ اَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَ
مَلاَئِكَتِهِ وَ بِلِقَائِهِ وَ رُسُلِهِ وَ تُؤْمِنَ بِاْلبَعْثِ. قَالَ:
مَا اْلاِسْلاَمُ؟ قَالَ: َاْلاِسْلاَمُ اَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَ لاَ
تُشْرِكَ بِهِ وَ تُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَ تُؤَدّيَ الزَّكَاةَ
اْلمَفْرُوْضَةَ وَ تَصُوْمَ رَمَضَانَ. قَالَ: وَ مَا اْلاِحْسَانُ؟
قَالَ: اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ، فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَاِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: مَا اْلمَسْؤُلُ
بِاَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ وَ سَاُخْبِرُكَ عَنْ اَشْرَاطِهَا. اِذَا
وَلَدَتِ اْلاَمَةُ رَبَّهَا وَ اِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةُ اْلاِبِلِ
اْلبُهْمُ فِى اْلبُنْيَانِ فِى خَمْسٍ لاَ يَعْلَمُهُنَّ اِلاَّ اللهُ.
ثُمَّ تَلاَ النَّبِيُّ ص {اِنَّ اللهَ عِنْدَه عِلْمُ السَّاعَةِ} ثُمَّ
اَدْبَرَ. فَقَالَ: رُدُّوْهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا. فَقَالَ: هذَا
جِبْرِيْلُ جَاءَ يُعَلّمُ النَّاسَ دِيْنَهُمْ. البخارى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Pada suatu hari Rasulullah SAW
berada di tengah-tengah shahabatnya, lalu ada seorang laki-laki datang
seraya bertanya, “Apakah iman itu ?”. Beliau bersabda, “Iman adalah kamu
percaya kepada Allah, malaikat-Nya, bertemu dengan-Nya, (iman kepada)
rasul-rasul-Nya, dan kamu percaya kepada hari berbangkit”. Ia bertanya
lagi, “Apakah Islam itu ?”. Beliau SAW bersabda, “Islam itu adalah kamu
menyembah Allah dan tidak mensekutukan-Nya, kamu mendirikan shalat,
menunaikan zakat yang difardlukan dan puasa Ramadlan”. Ia bertanya lagi,
“Apakah ihsan itu ?”. Beliau
SAW bersabda, “Ihsan ialah kamu menyembah Allah seolah-olah kamu
melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihat kamu”. Ia bertanya lagi, “Kapankah datangnya
qiyamat ?”. Beliau SAW bersabda, “Yang ditanya tidak lebih mengetahui
daripada yang bertanya ?. Namun aku beritahukan kepadamu tentang
tanda-tandanya. Yaitu : apabila budak perempuan melahirkan tuannya, dan
para penggembala unta yang miskin bermewah-mewah dan bermegah-megah
dengan bangunan rumahnya. Dalam lima hal tidak ada yang mengetahui
kecuali hanya Allah”. Kemudian Nabi SAW membaca ayat yang artinya
(Sesungguhnya Allah, di sisi-Nya lah pengetahuan tentang hari qiyamat).
Kemudian oang yang bertanya itu berpaling. Lalu beliau bersabda,
“Suruhlah ia kembali lagi”. Namun para shahabat tidak melihatnya lagi,
lalu beliau bersabda, “Itu tadi adalah Jibril, datang untuk mengajar
manusia tentang agama mereka”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 18]
Rasulullah saw mengingatkan bahwa Allah selalu hadir dalam seluruh
aktifitas hidup kita. Kehadiran Allah itulah yang akan menumbuhkan
pengawasan melekat kepada setiap pribadi muslim. Pengawasan melekat yang
muncul karena iman kepada Allah dan hari akhir itu akan menjaga setiap
muslim untuk tidak melanggar aturan Allah dan Rasul-Nya termasuk
larangan berdusta.
Apalagi Allah sendiri berfirman: “Nahnu aqrabu ilaihi min hablil-warid”
(Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.) Andai setiap orang
Islam berkomitmen kuat untuk tidak berdusta, maka sudah lebih dari 88%
dari populasi negeri ini berkontribusi positif terhadap pencegahan
terjadinya kasus-kasus serupa.
Andai semua orang tidak berdusta, maka berbagai persoalan korupsi,
kolusi, dan nepotisme akan segera bisa kita tuntasan. Andai tidak ada
dusta, sengketa pemilu, pilkada, pilpres dan sejenisnya tidak perlu
terjadi. Kita terlalu banyak membuang energi, yang seharusnya bisa
dipergunakan untuk mempercepat pembangunan negeri.
Dalam hadis yang sama Rasulullah saw mengingatkan:
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
عَلَيْكُمْ بِالصّدْقِ فَاِنَّ الصّدْقَ يَهْدِى اِلىَ اْلبِرّ وَ اِنَّ
اْلبِرَّ يَهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ
يَتَحَرَّى الصّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدّيْقًا. وَ
اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ
اِنَّ اْلفُجُوْرَ يَهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ
يَكْذِبُ وَ يَتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.
مسلم
Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu
membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan
terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga
dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu
dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan,
dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seseorang itu
berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai
pendusta”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2013]
Sumber kebaikan yang akan membawa kepada keberhasilan dunia akherat
adalah jujur. Sedang pangkal kejahatan adalah dusta. Maka demi kejayaan
bangsa ini, mari kita bangun komitmen bersama untuk meninggalkan dusta
dan memegang teguh nilai-nilai kejujuran.
Di atas landasan kejujuran inilah keadilan kita tegakkan, kemakmuran
dan kesejehteraan kita upayakan. Bukan tidak mungkin Allah akan
menganugerahkan kepada bangsa ini sebuah negeri yang tata titi tentrem kerta raharja gemah ripah loh jinawi
di bawah naungan dan ampunan Ilahi. Semoga Allah memudahkan hati kita
untuk memilih yang baik dan meninggalkan yang jelek, Amiin.
Posting Lebih Baru Posting Lama