Akhlak
Globalisasi telah membawa dampak buruk berupa masuknya berbagai jenis
narkoba ke negari kita. Sangsi yang lebih ringan dari negeri tetangga,
menyebabkan sindikat narkoba internasional menjadikan negeri ini sorga
bagi pemasaran produknya. Menurut Badan
Narkotika Nasional (BNN) saat ini tercatat ada 3,6 juta pecandu narkoba.
Yang tidak tercatat tentu lebih banyak lagi. Tidak kurang 41 orang
meninggal setiap hari karena penyalah-gunaan narkoba. Trilyunan rupiah
per tahun harus dikeluarkan oleh Pemerintah untuk menangani narkoba.
Derasnya arus informasi dan komunikasi ternyata juga membawa dampak
negatif yang lain, seperti penyalah-gunaan seksual. Semakin lancarnya
arus transportasi manusia antar negara, juga menyebabkan semakin
pesatnya penyebaran HIV/AIDS. Lagi-lagi Pemerintah harus menyisihkan
trilyunan rupiah untuk mengatasi dampak HIV/AIDS.
Penyalah-gunaan narkoba dan penyalah-gunaan seksual hanya bisa
diatasi secara efektif dengan pembangunan akhlak seluruh komponen
bangsa. Sayang pembangunan akhlak bangsa ini tidak menjadi prioritas
utama, sehingga berbagai prestasi pembangunan fisik yang dicapai
digerogoti oleh orang-orang yang rusak akhlaknya. KKN tumbuh subur
dimana-mana. Meskipun kaya, negara ini bisa bangkrut karenanya. Anggaran
pemerintah yang bocor, harta milik negara yang dikuras koruptor,
kekayaan alam yang dibawa lari pencuri dari luar negeri, dan bahan
tambang yang dikeruk perusahaan asing lebih dari cukup untuk memakmurkan
bangsa.
Saudaraku, jangan tunda lagi untuk membangun akhlak sendiri. Gunakan
kesempatan Ramadhan tahun ini untuk memperbaiki diri. Perbaikilah akhlak
kita kepada Allah, tingkatkan ketakwaan, taati perintah-Nya dan jauhi
larangan-Nya. Selalu segarkan dalam ingatan bahwa kita ini hanyalah
pelayan, budak, dan hamba Allah. Seorang budak tidak patut kiranya
bermaksiat kepada Tuhannya. Allah yang memegang kunci keberuntungan dan
kebuntungan kita dalam kehidupan kekal, kelak di akherat. Demi
keberuntungan pegang erat dan perkuatlah hablum minalloohi.
Perbaiki akhlak kita kepada sesama. Kepada yang lebih tua kita
menghormat, kepada yang lebih muda kita menyayanginya. Tanamkan di dalam
diri, bahwa yang paling mulia di antara manusia adalah yang bertakwa. “Inna akramakum ‘indalloohi atqookum“.
….Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang bertakwa… ( QS Al Hujurat 49 : 13).
Yang menjadi pejabat jangan sombong dan merasa besar kepada rakyat
jelata. Orang sombong tidak akan masuk surga. Namun bagi rakyat juga
jangan merasa minder dan merasa rendah diri kepada para pejabat. Karena
minder dan merasa rendah diri termasuk syirik. Dekatkan diri dengan
orang-orang beriman, tumbuhkan kasih sayang sesama mereka. Jaga jarak
dengan orang-orang yang memilih jalan kekafiran dari pada keimanan.
Pegang erat dan perkuatlah hablum minannaasi.
Hanya dengan memegang erat hablum minalloohi (tali agama Allah) dan hablum minannaasi (tali perjanjian dengan manusia), maka orang beriman akan terhindar dari kehinaan
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena
mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan
yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui
batas. (QS Ali Imran 3: 112).
Sambil memperkuat diri, mari kita tingkatkan dakwah kepada
orang-orang di sekitar kita. Tak peduli kaya atau miskin, pejabat atau
rakyat, tua atau muda, kita ajak mereka untuk bertaubat, kembali ke
jalan Allah, jalan kebaikan dan kebenaran.
Kita sambut limpahan ampunan Allah, karena Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa semuanya
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Az Zumar 39: 53).
Kita sadarkan mereka agar lebih peduli terhadap perbaikan akhlak
bangsa. Masa depan negeri ini tergantung kualitas akhlak para
penghuninya, tergantung akhlak bangsanya.
Mari kita arahkan pembangunan negeri ini dengan mengedepankan
pembangunan jiwa, pembangunan akhlak. Sebagaimana tercermin dalam lagu
Indonesia Raya: “Bangunlah jiwanya, bangunlah bandannya, untuk Indonesia Raya“.
Membangun jiwa hendaknya lebih diutamakan dari pada badan. Semoga
Allah memudahkan langkah kita untuk memperbaiki diri dan memperbaiki
akhlak bangsa ini, Amiin.
Posting Lebih Baru Posting Lama