Kerugian Ummat Akibat Perselisihan
Penyakit berat yang menguasai ummat manusia akan merobek-robek
kekuatannya, menjadikannya bergolong-golong dan berpartai-partai, yang
masing-masing bekerja menurut kemauannya sendiri-sendiri, setiap
orang yang mempunyai pendapat, bangga dengan pendapatnya, masing-masing
partai bangga dengan apa yang ada pada partainya, hingga jatuhlah ke
lembah kemusyrikan, tetapi tidak menyadarinya.
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya
serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga
dengan apa yang ada pada golongan mereka. [QS. Ar-Ruum : 31-32]
Allah SWT telah menegaskan,
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى
بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ
إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا
تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ
اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيب
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). [QS.
Asy-Syuuraa : 13]
Ketika manusia mengabaikan perintah Allah, “Tegakkanlah agama dan
jaganlah kamu berpecah-belah”, maka iblis memanfaatkan kesempatan itu,
dan mengadu domba agar terjadi perseteruan diantara mereka dengan
berbagai cara.
Setiap perbedaan faham, perbedaan pendapat, perbedaan golongan,
dianggapnya musuh yang harus dijatuhkan, dihalalkan kehormatannya dan
kalau perlu dihalalkan darahnya. Padahal Rasulullah SAW telah bersabda,
اِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ
اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ، وَ لاَ تَحَسَّسُوْا، وَ لاَ تَجَسَّسُوْا، وَ لاَ
تَنَافَسُوْا، وَ لاَ تَحَاسَدُوْا، وَ لاَ تَبَاغَضُوْا، وَ كُوْنُوْا
عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. اَلْمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ، لاَ
يَظْلِمُهُ، وَ لاَ يَخْذُلُهُ، وَ لاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى ههُنَا (وَ
يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ). بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ
اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. البخارى عن ابى هريرة
Jauhkanlah dirimu dari buruk sangka, karena buruk sangka itu
sedusta-dusta omongan (hati), janganlah kamu mencari-cari aib, janganlah
kamu mengintai-intai, janganlah kamu bersaing (yang tidak sehat),
janganlah kamu dengki-mendengki, janganlah kamu benci-membenci. Jadilah
kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara
bagi muslim lainnya. Tidak boleh menganiaya, tidak boleh membiarkannya
(tidak tolong-menolong), dan tidak boleh menghinanya. Taqwa itu di sini
(sambil beliau mengisyaratkan/menunjuk ke dadanya). Seorang muslim cukup
menjadi jahat karena dia menghina saudaranya sesama muslim. Tiap seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya. [HR. Bukhari dari Abu Hurairah]
Perbedaan faham/pendapat tentang sesuatu hal, bisa terjadi, bahkan
pada zaman Rasulullah SAW pun juga terjadi peredaan faham/pendapat
diantara para shahabat beliau, tetapi tidak mengurangi rasa hormat, dan
persaudaraan tetap mantap diantara mereka. Diantara mereka tidak merasa
yang satu lebih daripada yang lain, dan mereka menjadikan syaithan
sebagai musuh yang harus diusir jauh, agar tidak merusak hati dalam
persaudaraan.
Rasulullah SAW bersabda ,
اِنَّ اِبْلِيْسَ قَدْ يَئِسَ اَنْ يَعْبُدَهُ الصَّالِحُوْنَ وَ لَكِنْ يَسْعَى بَيْنَهُمْ فِى التَّخْرِيْشِ. البخارى
Sesungguhnya iblis telah putus asa untuk disembah oleh
orang-orang shalih, tetapi ia tetap berusaha mengadu domba (menimbulkan
permusuhan) diantara mereka. [HR. Bukhari]
Inilah yang harus diwaspadai. Kalau kita lengah dari hal ini, akan
terseret dalam perangkap iblis dengan semangat perseteruan seperti yang
kita lihat dalam tayangan televisi beberapa hari belakangan ini,
perseteruan antara cicak dan buaya, sampai meluas kemana-mana.
Kita perhatikan, yang terlihat dalam perseteruan itu adalah para
pengemban amanat pemerintahan, yang mestinya memegang teguh sumpah
pemuda yang menjadi embrio proklamasi kemerdekaan negara kita, yang baru
saja kita peringati (10 Nopemeber) yang lalu. Kalau tidak segera
disadari bahwa mereka itu terseret pada perilaku iblis la’natullah,
maka hal ini akan menjadi embrio hancurnya kesatuan dan persatuan bangsa
dan negara kita, na’udzu billaahi min dzaalik.
Iblis memang sangat pandai menipu manusia sehingga bisa merubah
pandangan perbuatan yang jahat/ma’shiyat tampak di mata manusia menjadi
baik.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan
bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, [QS. Al-Hijr : 39]
Iblis tidak pandang bulu, sekalipun para pembesar-pembesar yang
mengemban amanat bangsa itupun dapat tertipu juga, sehingga terjadi
perseteruan yang sengit, diantara mereka saling melemparkan tuduhan
kesalahan. Semoga mereka segera sadar, melepaskan diri dari cengkeraman
iblis la’natullah, dan semoga Allah segera memberikan penyelesaian yang
seadil-adilnya, yang benar ditampakkan kebenarannya, dan yang salah
ditempakkan kesalahannya, agar rakyat negeri ini tidak bingung melihat
kemelut yang terjadi.
Posting Lebih Baru Posting Lama