Islam Akan Kembali Asing
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab terkenal sebagai
bangsa padang pasir yang yang suka berperang, saling menyerang dan
menjadikan tawanan dan budak belian pihak yang kalah perang. Membunuh
anak perempuan merupakan hal yang biasa. Meminum minuman keras, berjudi,
berdusta, dan berzina sudah menjadi kebiasaan.
Menyembah berhala menjadi ritual yang kental dalam keseharian. Tidak
ada panas, tidak ada hujan, tidak ada halilintar yang menyambar,
tiba-tiba mereka dikejutkan oleh Muhammad SAW yang menyeru untuk
meninggalkan kebiasaan buruk mereka.
Beliau menyeru manusia untuk bertauhid dan meninggalkan syirik
termasuk menyembah berhala. Beliau menyeru manusia untuk berpegang
teguh pada agama Allah dan tidak bercerai berai. Beliau memuliakan
wanita. Melarang membunuh nyawa kecuali dalam keadaan tertentu, termasuk
melarang mencabut nyawa sendiri.
Beliau melarang umat Islam meminum minuman keras, berjudi, berdusta,
dan berzina. Sudah pasti ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW
mereka pandang dengan sebelah mata. Mereka merasa ajaran itu asing
karena banyak hal yang mereka gemari justru dilarang.
Memang benar bahwa datangnya Islam itu pada mulanya asing, seperti
apa yang pernah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. و فى رواية، فَقَالَ: اَلَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ مَا اَمَاتَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِى. مسلم و ابن ماجه و الطبرانى
“Sesungguhnya Islam itu pada mulanya datang dengan asing (tidak umum), dan akan kembali dengan asing lagi seperti pada mulanya datang. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing“. Beliau ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing
itu ?”. Beliau bersabda, “Mereka yang memperbaiki dikala rusaknya
manusia”. Dan di lain riwayat beliau ditanya (tentang orang-orang yang asing), beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang menghidup-hidupkan apa-apa yang telah dimatikan manusia daripada sunnahku”. [HR. Muslim, Ibnu Majah dan Thabrani]
“Bada-al Islaamu ghariiban wa saya’uudu kamaa bada-a ghariiban”
(Datangnya Islam itu asing dan akan kembali asing seperti datangnya.)
Sebagai akibatnya orang yang mengamalkan ajaran Islam akan terasing di
tengah-tengah masyarakatnya sendiri. Mereka merasa terasing,
terpinggirkan dan terkucilkan.
Akan tetapi Rasulullah SAW menggembirakan orang-orang yang terasing: “Fatuubaa lighuraba”
(Berbahagialah orang-orang yang terasing.) Siapakah orang-orang yang
terasing itu? Menurut sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
mereka itu adalah orang-orang yang berbuat kebaikan di tengah kerusakan
manusia.
Dalam hadist lain disebutkan mereka itu adalah orang-orang yang
menghidupkan sunnah Rasulullah SAW di saat orang-orang lain
mematikannya.
Dalam riwayat lain bagi imam Ibnu Wahab, beliau SAW bersabda :
طُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِيْنَ يُمْسِكُوْنَ كِتَابَ اللهِ حِيْنَ يُتْرَكُ وَ يَعْمَلُوْنَ بِالسُّنَّةِ حِيْنَ تُطْفَى.
Kebahagiaan bagi orang-orang yang asing, yaitu
mereka yang berpegang teguh dengan kitab Allah ketika ditinggalkan orang
banyak dan mengerjakan dengan sunnah ketika sunnah itu dipadamkan orang
banyak.
Saat ini di negeri ini sulit mencari orang yang jujur, padahal
mayoritas penduduk beragama Islam dan Islam mengajarkan kejujuran. Dalam
berbagai persidangan kita saksikan banyaknya saksi maupun tersangka
yang mengubah-ubah kesaksian, seolah-olah mereka belum pernah disumpah.
Maka wajar kalau ada orang yang mengatakan bahwa hukum bisa dibeli.
Saat ini di negeri ini sulit mencari wakil rakyat yang amanah, meskipun
mayoritas wakil rakyat beragama Islam dan Islam mengajarkan sikap
amanah. Yang banyak adalah wakil rakyat yang sibuk memikirkan bagaimana
caranya mempermainkan aturan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Mereka tidak lagi merasa bertanggung jawab terhadap Allah. Saat ini
di negeri ini Islam telah kembali asing meskipun berada di tengah
masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun
berbahagialah orang yang asing, karena menegakkan sunnah di masa seperti
ini Allah menjanjikan pahala 50 kali pahala para sahabat Rasulullah
SAW.
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود
Dari Abu Umayyah Asy-Sya‘baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa‘labah, aku bertanya, “Hai Abu Tsa‘labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat ‘alaikum anfusakum ? - Al-Maaidah : 105“. Ia berkata, “Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW“, beliau bersabda, “Tetapi hendaklah kalian amar ma‘ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha‘ati,
hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan
pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah
keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari
keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma‘ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia“. Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, “Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?“. Beliau menjawab, “Pahala lima puluh orang dari kalian“. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]
Semoga Allah memilih kita menjadi bagian dari para penegak sunnah Rasulullah SAW, sehingga berhak mendapatkan janji-Nya, Amiin.
Posting Lebih Baru Posting Lama