Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muththalib


Hamzah itu adalah seorang putera Abdul Muththalib. Jadi ia adalah saudara laki-laki (adik) dari Abdullah (ayah Nabi SAW). Tetapi dari lain ibu. Karena Abdullah dari ibu yang bernama Fathimah, sedang Hamzah dari ibu yang bernama Halah. Kedua ibu itu dari keturunan Quraisy juga. Sebab itu ia termasuk salah seorang dari paman Nabi SAW yang paling muda.
Pada suatu hari Hamzah pergi berburu, karena memang ia adalah seorang Quraisy yang gemar berburu. Pada waktu ia kembali dari berburu, tiba-tiba ditengah jalan ia bertemu dengan seorang budak perempuan, bernama Salma. Ia adalah budaknya Shafiyah binti Abdul Muththalib (saudara perempuan Hamzah) yang pada waktu itu Shafiyah sudah masuk Islam.
Budak perempuan itu memanggil Hamzah dan berkata : "Ya, Abu 'Amarah (sebutan bagi shahabat Hamzah) ! Jika tadi engkau mengetahui Abul-Hakam (Abu Jahal) menganiaya anak saudara tuan, pasti tuan sangat marah kepadanya".

Mendengar laporan Salma itu Hamzah terkejut. Lalu bertanya : "Siapa yang dianiaya oleh Abul-Hakam ?".
Salma menjawab : "Tidak lain dan tidak bukan, adalah Muhammad".
Kemudian Salma menerangkan : "Tadi, Muhammad sedang duduk seorang diri di kaki gunung Shafa. Tiba-tiba Abul Hakam datang ke tempat itu, lantas mencaci maki dan menghina Muhammad. Tetapi Muhammad hanya diam saja. Lantas Abul Hakam mengambil pasir dan melempari Muhammad, Muhammad masih diam saja. Setelah itu Abul Hakam mengambil kotoran binatang lalu dilemparkannya kepada Muhammad, namun Muhammad masih tetap duduk dan diam, sedikitpun tidak mempedulikan perbuatan-perbuatan Abul Hakam ! Kemudian Muhammad dipegang dan dibanting oleh Abul Hakam  sehingga jatuh, lalu kepalanya diinjak-injak sekehendaknya oleh Abul Hakam. Ketika itu saya sendiri tidak sampai hati melihatnya, dan amat kasihan kepadanya, itulah sebabnya maka saya sampaikan kepada tuan".
Setelah Hamzah menerima laporan demikian itu, lalu ia berangkat ke masjid mencari Abu Jahal, kalau-kalau ia sedang ada di sana.
Dengan sangat marah dan dengan muka merah-padam dengan memegang panahnya yang baru saja dipergunakan untuk berburu, ia masuk ke masjid. Dan kebetulan waktu itu Abu Jahal sedang duduk di masjid dihadapan para pemuka dan ketua musyrikin quraisy sedang menceriterakan perbuatannya yang baru saja dikerjakan atas diri Nabi SAW. Maka segera Hamzah  mendekatinya, dan dengan tidak berkata sepatah katapun, ia mencabut panahnya dan terus diletakkannya di atas kepala Abu Jahal, lantas berkata kepadanya :"Betulkah engkau tadi mencaci maki dan menganiaya diri Muhammad ? Aku sekarang sudah menjadi pengikutnya. Maka jika engkau berani kepada Muhammad, katakanlah sekarang kepadaku aku tidak akan takut kepadamu. Katakanlah sekarang kepadaku !".
Abu Jahal menjawab dengan suara perlahan dan dengan gemetar sambil menunduk, seperti orang ketakutan, karena ia memang takut akan panah yang diletakkan di atas kepalanya, katanya : "Muhamamd itu terlalu. Mengapa ia sangat berani membodoh-bodohkan orang-orang pandai kita, mengatakan bahwa orang-orang tua kita, nenek moyang kita dan para leluhur kita itu sesat, sangat menghina barang yang kita puja dan kita muliakan selama-lamanya, menyalahi agama kita, memecah belah golongan kita dan memutuskan persaudaraan kita keluarga Quraisy".
Hamzah berkata : "Siapakah yang lebih bodoh selain dari engkau dan orang-orang sepertimu ? Apa hasilnya selama engkau memuja batu-batu dan memuliakan selain Allah yang nyata-nyata adalah Tuhan yang menjadikan ? Demi Allah ! Sungguh aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan melainkan Allah; dan aku mengakui bahwasanya Muhammad itu Nabi serta Utusan Allah !".
Bersamaan dengan itu Hamzah menusukkan panah tadi pada kepala Abu Jahal hingga luka, kepala dan mukanya berlumuran darah. Saat itu seorang kawan Abu Jahal yang ada di situ hendak membela Abu Jahal sambil berkata : "Hai Hamzah ! Engkau sangat celaka ! Sekarang engkau sudah berani meninggalkan agama nenek moyang dan leluhurmu !".
Hamzah menjawab : "Siapa yang hendak melarang aku jika aku memeluk agama Muhammad ? Aku telah mendapat kenyataan bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul Allah dan segala apa yang diucapkan oleh Muhamad, aku percaya bahwa ia pasti benar. Demi Allah ! Aku tidak akan takut jika kamu hendak mencegah aku memeluk agama Muhammad !".
Lalu Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya : "Sudahlah ! Biarkanlah Hamzah itu ! Sudah, diam ! Jangan berbicara dengan Hamzah ! Orang yang sudah berganti agama, tidak usah diajak bicara lebih panjang ! Lebih baik sekarang kita pulang saja !".
Kemudian Abu Jahal pulang bersama-sama dengan kawan-kawannya, dan Hamzah pun pulang kerumahnya.
Pada keesokan harinya Hamzah pergi ke rumah Nabi SAW. Setelah bertemu dengan pribadi Nabi SAW lalu ia tuturkan apa yang telah diperbuatnya kemarin dan apa yang sedang dirasakan dihatinya. Setelah Nabi SAW mendengar perkataan-perkataan pamannya yang paling muda itu, dengan sangat gembira beliau memberikan sambutan dengan membacakan ayat Firman Allah (Al-Qur'an) dihadapannya dan ia mendengarkannya dengan sangat tenang dan dengan perasaan terharu dan kagum. Setelah Nabi SAW membacakan ayat-ayat itu, lalu Hamzah berkata kepada Nabi SAW :
اَشْهَدُ اَنــَّكَ لَصَادِقٌ. فَأَظْهِرْ دِيْنَكَ يَا ابـْنَ اَخِى!
Aku bersaksi bahwasanya engkau sungguh benar, maka tampakkanlah agamamu, hai anak saudaraku !.
Pada saat itu Nabi SAW sangat bersyukur kepada Allah SWT. atas Islamnya pamannya itu. Sebab pada waktu itu ia sedang menjadi pemuka dari pemuda-pemuda Quraisy di Makkah, lagi berpengaruh kepada umum. Belum ada seorang yang menandingi kegagahan dan keberaniannya. Walaupun Abu Jahal itu termasuk seorang yang gagah berani, tetapi ia sangat takut dan tunduk kepada Hamzah.
Dan kenyataannya memang benar Hamzah beberapa tahun kemudian menjadi seorang di antara tentara Allah yang disamping Nabi SAW dalam masa peperangan untuk membela dan mempertahankan agama Allah.
Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan Islamnya Hamzah ini, Nabi SAW mendapat kekuatan yang sangat besar artinya, dan makin bertambahlah bilangan orang yang mengikut seruan Nabi SAW.
Sehubungan dengan itu, para ketua dan kepala musyrikin Quraisy semakin bertambah gelap mata dan kehilangan fikiran dalam membendung dan menghalangi seruan Nabi SAW. Segala macam upaya yang berupa ancaman, penganiayaan dan siksa yang mereka lakukan atas sebagian besar para pengikut Nabi SAW, tidak satupun yang dapat menghambat bertambahnya bilangan orang yang mengikut Islam, dan tidak ada satupun yang berhasil untuk menghalang-halangi orang yang akan beriman kepada Allah dan melakukan ibadat kepadanya!

Posting Lebih Baru Posting Lama

One Response to “Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muththalib”

  1. Masya Allah, luar biasa... sungguh kisah islamnya para sahabat Rasulullah SAW benar2 memberikan makna yang luar biasa.... Saya terharu membaca kisah ini

    Terima kasih untuk kisahnya, semoga kita selalu dalam lindungan Allah swt, dan selalu dalam kebenaran Islam.

    BalasHapus

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]