Masuk Islamnya Abu Dzarr Al-Ghifari
Abu Dzarr itu namanya
yang asli ialah Jundab bin Junadah, dan ia adalah seorang kepala kabilah banu
Ghifar. Kabilah ini letaknya disatu tempat yang jauhnya dari Makkah perjalanan
kurang lebih 30 hari. Pada waktu itu ia mendengar berita bahwa di kota Makkah
ada seorang laki-laki dari keturunan Quraisy yang mengaku menjadi Nabi serta
Rasul Allah, maka ia pun mengutus saudara laki-lakinya (adiknya) yang bernama
Anis, untuk pergi ke Makkah menyatakan betul atau tidaknya berita itu.
Ia berkata kepada
adiknya : "Pergilah kamu ke lembah (kota Makkah) dengan kendaraan
onta ini, setelah sampai di sana hendaklah kamu datang kepada orang yang
mengaku menjadi Nabi serta Rasul Allah serta menerima wahyu dari langit.
Kemudian dengarkanlah semua apa yang dikatakannya dan catatlah baik-baik !
Setelah itu, hendaklah kamu lekas kembali pulang kemari, dan beritakanlah
kepadaku apa perkataan-perkataan dan pelajaran-pelajarannya !".
Adiknya lalu berangkat
dengan berkendaraan onta ke kota tersebut. Setelah tiba di sana dengan selamat,
ia lalu mencari rumah kediaman Nabi SAW. Setelah ia mengetahuinya, maka dengan
sembunyi-sembunyi ia datang menghadap Nabi SAW lantas mendengarkan dengan
sungguh-sungguh apa-apa yang diajarkan oleh Nabi SAW kepada pengikutnya.
Beberapa hari kemudian ia
pulang kembali, lalu ia laporkan kepada Abu Dzarr, tentang apa-apa yang sudah
dilihatnya dan didengarnya dari Nabi SAW. Antara lain ia menuturkan : "Saya
melihat bahwa dia selalu menyuruh kepada orang-orang yang menjadi pengikutnya
supaya mengerjakan pekerjaan yang baik dan menjauhi pekerjaan-pekerjaan yang
jahat, dan supaya masing-masing berbudi pekerti luhur. Tambahan lagi saya
mendengar darinya perkataan-perkataan/ucapan-ucapan yang susunannya sangat
mengherankan. Perkataan-perkataan itu seperti syi'ir, tetapi bukan syi'ir".
Setelah menerima
laporan-laporan yang sedemikian itu, Abu Dzarr berkata kepada adiknya : "Kamu
tidak dapat memuaskan apa yang menjadi kehendakku. Baiklah sekarang aku pergi
sendiri ke sana. Aku hendak bertemu sendiri dengan dia".
Akhirnya Abu Dzarr pergi
sendiri ke Makkah untuk bertemu dengan Nabi SAW.
Pada hari pertama, ia
belum dapat bertemu dengan Nabi, ia takut menanyakan nama beliau kepada orang
lain, karena khawatir kalau-kalau orang yang akan ditanya itu adalah orang yang
memusuhi beliau. Kemudian untuk mencari Nabi SAW, pada malam harinya ia tidur
di masjid. Namun hingga pagi hari ia belum dapat bertemu dengan Nabi, karena ia
tetap tidak mau menanyakan nama beliau kepada orang lain, dan ia tetap mencari
sendiri di masjid. Demikianlah hingga hari yang ketiga. Selama itu ia diketahui
oleh shahabat 'Ali RA. dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan Ali mengerti, bahwa
ia adalah seorang dari luar daerah. Setelah hari ketiga, shahabat Ali bertanya
kepadanya : "Hai saudara ! Sudilah kiranya saudara memperkenalkan
diri kepadaku, dari manakah asal negeri saudara ? Karena saya mengerti bahwa
saudara bukanlah orang sini. Dan apa maksud saudara datang ke mari, karena saya
lihat agaknya saudara datang ke mari dengan suatu maksud tertentu. Cobalah saudara
terangkan kepadaku !".
Maka Abu Dzarr menjawab
: "Saudara, kalau saudara mau berjanji dengan sumpah lebih dulu
kepada saya, saya sanggup menerangkan apa yang menjadi pertanyaan saudara !
Maukah saudara berjanji begitu ?".
Shahabat Ali dengan
tulus ikhlas menyanggupi yang diinginkan oleh Abu Dzarr, ialah mengadakan
perjanjian dengan sumpah kepadanya. Oleh sebab itu Abu Dzarr lalu menerangkan
asal negerinya, namanya dan maksud kedatangannya ke kota Makkah. Setelah itu
shahabat Ali dengan jujur berkata kepadanya : "Ya, betul. Muhammad
itu adalah seorang Nabi dan Rasul Allah. Maka jika saudara hendak bertemu
dengan beliau, baiklah nanti berjalan bersama dengan saya. Tetapi oleh karena
saya mengantarkan diri saudara, maka sebaiknya kalau nanti di tengah jalan
saudara menghadapi halangan, saya akan berbuat pura-pura tidak kenal dengan
saudara, dan jika saya terus berjalan dengan tidak ada rintangan, hendaklah
saudara terus mengikuti saya, sampai saya masuk ke rumah yang saya masuki
tetaplah saudara mengikuti saya".
Abu Dzarr menjawab : "Ya.
Baiklah !".
Kemudian, Ali RA.
berjalan dan Abu Dzarr mengikutinya dibelakang sampai ke rumah Nabi SAW dengan
selamat. Setelah ia dapat bertemu dengan Nabi SAW, segeralah ia percaya dan
masuk Islam.
Selanjutnya Abu Dzarr mendapat perintah dari Nabi SAW :
اِرْجِعْ اِلَى قَوْمِكَ فَأَخْبِرْهُمْ حَتَّى يَأْتِيَكَ اَمْرِى !
"Pulanglah engkau
pada kaummu. Lalu beritakan kepada mereka sehingga datang perintahku kepadamu
!".
Pada waktu itu Abu Dzarr
berkata dihadapan Nabi SAW : "Demi Tuhan yang diriku ada di
tangan-Nya, saya ingin menyatakan secara terang-terangan di muka orang-orang
musyrikin Quraisy, dan saya hendak berseru ditengah-tengah masjid, agar
didengar oleh mereka !".
Kemudian keesokan harinya ia datang ke masjid, dan ditengah masjid ia
berdiri dan berseru dengan suara sekeras-kerasnya, mengucapkan :
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.
Saya bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya.
Ia mengucapkan demikian
berkali-kali.
Setelah orang-orang
Musyrikin Quraisy mendengar suaranya itu, mereka datang berduyun-duyun ke
masjid, dan segera mengeroyok dan memukulinya dengan sekeras-kerasnya, sehingga
Abu Dzarr jatuh.
Kemudian datanglah Abbas
bin Abdul Muththalib untuk mengurus dan menolongnya. Ia dipeluk oleh Abbas, dan
Abbas berkata kepada mereka itu : "Celakalah kamu ! Apakah kamu
tidak mengerti bahwa ini adalah seorang dari qabilah Banu Ghifar, padahal kamu
tahu bahwa qabilah itu adalah suatu qabilah yang letaknya mesti kamu lalui
setiap kalian bepergian menuju ke Syam ?".
Pada hari berikutnya Abu
Dzarr datang lagi ke masjid, ditengah masjid lalu bersuara dengan
sekeras-kerasnya, membaca syahadat seperti kemarin. Maka ia dikeroyok lagi dan
dihujani pukulan oleh kaum Musyrikin Quraisy, lalu ia ditolong lagi oleh Abbas.
Kemudian pada keesokan
harinya ia berangkat pulang ke qabilah Ghifar, setelah ia sampai pada kaumnya,
lalu menyeru ahli familinya dan kaumnya. Dengan segera adiknya yang bernama
Anis serta ibunya mengikut kepada seruannya, dan beberapa hari kemudian separuh
dari kaumnya mengikuti seruannya !
Demikianlah riwayat
masuk Islamnya Abu Dzarr Al-Ghifari.
Posting Lebih Baru Posting Lama