Metode Praktis Melembutkan Hati dengan Puasa
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh
pengikut beliau, amien. Alhamdulillah Allah SWT telah memberi kepada
kita umat Islam sebuah petunjuk yang sangat sempurna yaitu Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang didalamnya bertabur dengan mutiara-mutiara keajaiban,
yang berkilau-kila dan menakjubkan. Yang dapat diambil oleh siapapun
yang menginginkannya.
Kasus kekerasan di jaman ini telah bergerak merangkak sedikit demi
sedikit dan terus menggerus budaya luhur bangsa timur yaitu budaya
kelembutan hati yang merupakan budaya indah yang terserak di dunia
timur. Sisa-sisa budaya yang demikian menyejukkan masih nampak ada
didalam sikap dan perilaku serta tersimpan dalam hati generasi yang
merasakan indahnya hidup berhati santun, namun generasi penerus nampak
begitu susah mewarisi keindahan sikap yang begitu mulia dan indah.
Allah SWT telah menggambarkan berbagai macam penyebab, baik yang
nampak maupun tersembunyi yang mengaibatkan manusia berhati kaku, kasar
dan bahkan berhati batu, sebagaimana firman-firman Allah yang artinya
.
.
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina (QS. 68:10)
yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS. 68:11)
yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, (QS. 68:12)
yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, (QS. 68:13)
karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. (QS. 68:14)
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata:”(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala”. (QS. 68:15) )
yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS. 68:11)
yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, (QS. 68:12)
yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, (QS. 68:13)
karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. (QS. 68:14)
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata:”(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala”. (QS. 68:15) )
Diantara penyebab manusia menjadi manusia yang kaku dan kasar serta
kejam dapat segera diketahui, yaitu manusia telah melazimi perbuatan
dosa dan kejahatan, dan merasa puas dan bangga diri dengan segala apa
yang dimiliki, baik berupa harta dan kekuatan. Untuk dibangga-banggakan
dalam kehidupan di dunia tanpa mau mengenal kehidupan akherat. Dalam
ayat yang lain Allah berfirman yang artinya
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimaksud oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS. 22:52)
agar Dia menjadikan apa yang dimaksudkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, (QS. 22:53)
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS. 22:54) )
Allah menjelaskan bahwa hati-hati manusia yang masih menyenangi perbuatan dosa dan kejahatan sebagai hati yang kasar, hati yang penuh dengan gejolak permusuhan.
Orang-orang yang masih suka tenggelam dalam kelezatan perbuatan dosa
dan kejahatan, maka akan berakibat didalam hatinya dipenuhi dengan
bisikan-bisikan jahat, bisikan bisikan kotor dan bisikan-bisikan yang
mengajak kepada permusuhan. Perbuatan dosa menjadikan syaitan dapat
masuk dan menguasai hati manusia. Dan kemudian membisikkan kepada
manusia tentang kegundahan, kekecewaan, ketidakpuasan, kejengkelan, dan
bahkan menuju kepada permusuhan dan pertikaian.
Dalam firman-Nya yang lain Allah SWT berfirman yang artinya
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk
mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah
perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan
sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu
(Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali
sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka
dan biarkanlah mereka, sesungguhya Allah menyukai orang-orang berbuat
baik. (QS. 5:13)
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya
(untuk) menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama
dengan orang yang membatu hatinya) Maka kecelakaan yang besarlah bagi
mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah.Mereka itu dalam
kesesatan yang nyata. (QS. 39:22)
Kelembutan, ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan hati adalah sesuatu
nikmat Allah yang sangat tinggi dan mulia, namun nikmat-nikmat tersebut
bisa tercabut dan rusak serta berubah menjadi siksa, baik siksa hati
atau siksa phisik. Penyebab tercabutkan nikmat-nikmat hati adalah
disebabkan oleh perbuatan durhaka dan perbuatan-perbuatan dosa yang
terus menerus dilakukan.
Jaman kini, zaman informasi global, banyak sekali perbuatan yang
dilarang oleh Allah SWT telah disebar dengan bebas tanpa batas, sispapun
yang tidak memahami kebenaran, pasti menyenangi dengan
perbuatan-perbuatan dosa tersebut, karena memang perbuatan tersebut
terpulas sebagai perbuatan yang menyenangkan dan enak untuk dinikmati,
baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.
Namun ketetapan Allah pasti berlaku, barang siapa berbuat dosa, baik
secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan maka daki-daki dosa akan
memenuhi hatinya, dan akan merubah hatinya yang lembut dan penyayang,
ramah tamah berubah menjadi hati yang kaku, kasar dan penuh dengan
kegelapan hati.
Puasa Jiwa dan Raga Menuju Kebahagiaan Yang Lebih Kekal
Umat Islam telah bertahun-tahun diajari oleh Allah SWT tentang puasa,
apakah itu syari’at puasa wajib, misalnya puasa romadhon, atau puasa
sunnah, seperti puasa senen kamis, puasa 3 hari di tiap tengah bulan
qomariah, atau bahkan puasa Nabi Dawud.
Dalam mengajaran tentang puasa romadhon Rasulullah Muhammad SAW
telah menyampaikan, banyak orang yang berpuasa namun tidak diperoleh
taqwa, yang diperoleh hanya lapar dan haus. Untuk mendapat taqwa manusia
perlu mempuasakan seluruh indranya, aqalnya dan hatinya dari segala
kesengan-kesenangan yang dibujukkan syaitan. Dan kemudian diisi dengan
tekun belajar dan menghayati Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk diamalkan.
Zaman modern, zaman serba mewah, zaman tercukupi segala keinginan
pemuasan hawa nafsu, zaman bebas untuk meraih segala apa saja yang
disenangi hawa nafsu, dan semua tersedia. Sangat berbeda jauh dengan
zaman Rasulullah SAW ketika sedang diutus ke bangsa arab yang masih
dalam kondisi lemah dan miskin. Rasulullah SAW pernah bersabda yang
artinya
bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan. ” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)
Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila
menimpa kalian, tetapi yang kutakuti adalah bila dilapangkannya dunia
bagimu sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan) bagi orang-orang yang
sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba sebagaimana mereka
berlomba, lalu kalian dibinasakan olehnya sebagaimana mereka
dibinasakan. (HR. Ahmad) )
Marilah kita melihat keutamaan Nabi Dawud As, Beliau adalah Nabi dan
sekaligus Raja, tentu segala fasilitas dan kekuatan yang dimiliki dapat
membuat beliau berbuat apa saja. Namun Nabi dawud adalah nabi yang
terkenal dengan sehari puasa dan sehari berbuka, dan nabi yang dikenal
dengan suara yang Indah, yang selalu melantunkan kitab suci Zabur.
Kelezatan firman-firman
Allah yang dalam kitab Zabur yang selalu dilantunkan oleh nabi Dawud,
selalu dapat memenuhi hati Nabi Dawud. Puasa dalam arti sesungguhnya,
mempuasakan aqal, hati dan seluruh indra dari hal-hal yang membawa
kepada kecintaan kepada dunia yang berlebihan perlu dijalankan oleh
setiap pencari kebahagiaan hakiki. Sebagaimana firman Allah yang Artinya
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38:26)
.
Zaman Globalisasi, zaman pemanjaan seluruh kesenangan indra, aqal dan
hati. Namun tetap saja bila seluruh kemanjaan itu dipuaskan dan
dibebaskan manusia akan jatuh berkubang dosa, kesesatan, kesedihan dan
kekacauan
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. 12:53)
Sekali lagi, kelembutan
jiwa dan hati yang dapat terungkap dalam kata-kata, perbuatan, sikap
dan perilaku atau sering dikatakan sebagai KARAKTER MULIA, bukanlah
sekedar hasil dari puasa jasmani saja, namun dia adalah hasil konkrit
dari puasa jiwa dan raga, puasa lahir dan batin, puasa dari hal-hal yang
disenangi nafsu, dan kemudian waktu-waktu hidup ini diisi dengan
aktifitas-aktifitas yang diridhoi Allah SWT.
Berapakah waktu kita yang kita habiskan memanjakan diri dengan
menatap tajam hiburan-hiburan MULTIMEDIA yang merusak iman di hati,
berapakah waktu kita yang kita habiskan untuk mendengar dengan girang
gemirang musik-musik dari MULTIMEDIA yang merusak iman di hati.
Berapa waktu kita yang kita habiskan untuk bersenang-senang, berpesta
pora dan terus-menerus merencanakan untuk terus menerus berpesta pora
?????, berhati-hatilah kita masih hidup di dunia, kita belum hidup di
Surga Allah di akherat !!!!, Bila kita tidak berhati-hati maka bisa
saja akhir hayat kita tenggelam dalam kesenangan yang dimurkai Allah dan
mati masuk kedalam naar (neraka) yang dipenuhi dengan kesusahan dan
kesusahan yang panjang.
Mari kita biasakan mempuasakan jiwa dan raga kita untuk menggapai
kebagiaan, keselamatan, kedamaian, kemuliaan di dunia dan di akherat,
sebagai yang dijanjikan Allah dalan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW. Diantara tanda-tandanya ialah bahwa mereka itu adalah orang-orang
yang lembut hati, ramah tamah, pemaaf, penghiba, bertaqwa dan senantiasa
menyejukkan suasana dimanapun mereka berada.
Wallahu a’lam
Posting Lebih Baru Posting Lama