Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Mempertahankan Ketenteraman Hati

Para ahli psikologi telah menyampaikan semakin merebaknya penyakit jiwa pada manusia di jaman modern, terutama adalah penyakit stress jiwa. Terutama terjadi di kota-kota metropotilan atau ditengah-tengah area sibuk. Mau tidak mau manusia harus berkonsentrasi sekaligus dalam beberapa hal yang membebani fikiran. Termasuk berbagai sarana modern yang menyita pikiran ketika ingin menggunakannya sebagai alat-alat bantu kehidupan.

 
Orang-orang kota metropolitan saat ini banyak membuat “outbond” yang bernuansa alam pedesaan, dengan segala kesederhanaan fasilitas dan dengan aktifitas-aktifitas yang diatur secara lebih santai dan dalam suasana permainan. Manusia diajak untuk mengendorkan ketegangan fikiran dengan menyedikitkan aktifitas dan keruwetan masalah kehidupan sehari-hari hiruk pikuk di perkotaan.

Segala puji bagi Allah, umat Islam perlu menyadari tentang tingginya hidayah islam bagi umat manusia. Betapa Rasulullah dan para sahabatnya telah dididik oleh Allah dengan kehidupan sehari-hari dengan penuh aktifitas yang berkwalitas dan penuh manfaat, sebagaimana dalam firman Allah yang artinya:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧)

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (QS. Alam Nasyrah: 7)
Namun sekaligus Allah juga berpesan agar manusia meninggalkan segala aktifitas yang tidak bermanfaat

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢)وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣)

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (QS. Al-Mu’minuun: 1)
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, (QS. Al-Mu’minuun: 2)
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (QS. Al-Mu’minuun: 3)

Kemudian manusia diperintah oleh Allah untuk memahami arti kehidupan dunia, serta kemudian memikirkan dan menyiapkan dengan sungguh-sungguh kehidupan akherat, dan keadaan keadaan yang pasti terjadi setelah seseorang menemui kehidupan di akherat

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ (٢٠)

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadiid: 20)

Pikirkan dengan masak-masak bagaimana sibuknya Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Setelah Allah memerintah beliau untuk berda’wah menyampaikan Islam, dan kemudian umat berbondong-bondong masuk kedalam Islam, betapa Rasulullah adalah termasuk orang yang sangat super sibuk.

Demikian pula sahabat-sahabat Rasulullah Muhammad SAW, setelah berbagai negri-negri di sekitar jazirah Arab, umat manusia berbondong-bondong masuk Islam, betapa sahabat-sahabat adalah orang-orang yang super sibuk untuk mendidik umat manusia menekuni Islam dan kemudian mengamalkannya.

Namun sudah diketahui oleh kita bersama, itulah suatu nikmat yang sangat besar yang Allah curahkan kepada mereka, keberkahan yang sangat besar dari Allah, hikmah, semangat, aktifitas, dan jalan hidup yang membuahkan suasana selamat, bahagia, tenteram, damai, bagi semesta umat yang banyak.

Betapa indah kita manusia dijaman ini bila mampu memahami keindahan nikmat-nikmat yang Allah limpahkan di jaman Rasulullah dan para Sahabatnya, mereka termasuk orang-orang yang super sibuk, namun kesibukan yang dicintai dan diridhio dan diberi pahala oleh Allah dengan pahala berlipat ganda baik di dunia dan di akherat.
Itulah semua kesibukan yang penuh berkah dan kesibukan yang membuahkan keselamatan dan ketenteraman didunia dan dia akherat. Kesibukan dalam belajar memahami dan mengamalkan Islam serta kemudian mendakwahkannya.

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالأغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٥٧)

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’raaf: 157)

Manusia modern saat ini banyak yang tidak memahami sunatullah diatas, sehingga kesibukan yang dilakukan dengan sangat sibuk tidak membuahkan apa-apa kecuali semakin tumbuhnya sifat-sifat keserakahan dalam dirinya. Manusia modern telah memotong kasih sayang Allah yang sangat besar, mereka hanya ingin mengambil ilmu-ilmu Allah dalam masalah-masalah kenikmatan materiil dan mengingkari dan mengkufuri nikmat-nikmat rokhani yang lebih hakiki.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah dibawa kepada membangun dunia yang gemerlap untuk sekedar bersenang-senang. Nampak nyata disana sini tumbuh budaya sekulerisme, ataupula budaya materialisme dan atheisme yang menolak mentah-mentah kasih sayang Allah kepada diri manusia masing-masing.

Sudah dipastikan dengan sikap manusia yang demikian sombong, akan membawa kerugian bagi manusia itu sendiri. Bila manusia telah melupakan Allah maka manusia akan terperosok kedalam jalam hidup membinasakan dirinya sendiri

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (١٩)

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr: 19)

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا (١٣١)

Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang dibumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. An-Nisaa’: 131)

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا (١٧١)

Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisaa’: 170)

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (١٢)

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:”Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqmaan: 12)

Dapat disimpulkan bahwa manusia akan tetap selamat dan bahagia dalam seluruh kehidupannya bila telah bersyukur kepada Allah, dan jalan-jalan syukur itu diwujudkan dengan mempelajari dan mengimani petunjuk-petunjuk Allah Al-Qur’an dan Sunah-sunnah Rasulullah SAW.

Kemudian hidup dengan aktifitas senantiasa mentaati petunjuk-petunjuk Allah, maka manusia, walaupun sesibuk seperti apa, tetap saja akan tetap merasa tenteram dan bahagia. Karena tenteram dan bahagia adalah petunjuk Allah yang dicurahkan kedalam hati seorang hamba yang hidup selalu beribadah kepadaNya.

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (٨)
لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا (٩)

Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, (QS. Al-Fath: 8 )
supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al-Fath: 9)

Apapun aktifitas kita di dunia ini kita arahkan untuk menguatkan keimanan, menguatkan agama Allah, mengagungkan Allah, dan hati kita selalu terpaut kepadaNya dengan selalu bertasbih meMahaSucikan Allah. Dengan itu hati akan tetap dalam rahmat dan ampunan Allah.

Mari berbondong-bondong mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah dan berusaha untuk diamalkan. Semoga Allah memberi kepada kita selamat dan bahagia di dunia dan di akherat, amien. 

Wallahu’alam

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]