Wujudkan Cinta dengan Nasehat
Sebuah Niat baik jika tidak dibarengi dengan cara yang baik,
seringkali malah memberikan hasil terbalik. Tidak Ada Manusia Sempurna,
selalu ada kelemahan dan kekurangannya. Setiap
manusia mesti mempunyai kesalahan dan sebaik-baik mereka adalah yang
bertaubat kepada Allah, menyadari akan kesalahannya, lalu menyesal dan
bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksaNya.” (QS. Al-Ma’idah : 2)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr )
“Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan
lisannya, dan jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah
selemah-lemahnya iman.” (HR.Muslim)
“Agama adalah nasehat.” Ditanyakan kepada beliau, “Kepada siapa
ya Rasulullah?” beliau jawab, “Kepada Allah, kitabNya, RasulNya,
pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin lainnya.” (HR.Muslim)
“addiinu nashihat” – agama adalah nasehat. Nasehat
adalah suatu realisasi cinta sesama muslim, membimbingnya kepada
kebaikan, menunjukinya kepada kebenaran, mengingatkannya bila lupa dan
menjadikannya seorang saudara. Nasehat adalah memberitahu sesama muslim
secara bijak antara yang menasehati dan yang di nasehati. Dan nasehat
adalah tidak mencari kesalahannya, apabila ia salah di tutupi aibnya.
Itulah nasehat yang akan mempererat tali ukhwah dan memperkokoh bangunan
iman.
Rasulullah bersabda:” Seorang mukmin bagi mukmin lainnya adalah
bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan
lainnya”(HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana Cara Menasehati Sesama Muslim,,,,,,,
Bagaimana Cara Menasehati Sesama Muslim,,,,,,,
1. Lakukan dengan lembut
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…”(QS.Ali Imran : 159)
Jika memberi nasehat kepada orang sesama muslim maka pedomannya
adalah dengan perkataan yang lembut . Memperhati kan betul-betul yang
kita keluarkan dari lisan. Berusaha mengetahui situasi dan kondisi.
Tanpa harus mengundurkan dalam memberikan nasehat. Jangan sampai isi
nasehat yang kita berikan benar tetapi karena tidak tepat dalam cara
menyampaikan. Bisa jadi bukan kesadaran diri yang didapat tetapi sebuah
penolakan.
2. Jangan mempermalukannya
Andai masih ada waktu. Apabila engkau menasehatinya secara rahasia
dengan empat mata maka akan sangat membekas pada dirinya, dan dia tahu
bahwa engkau pemberi nasehat, tetapi apabila engkau bicarakan dia
dihadapan orang banyak maka besar kemungkinan bangkit kesombongannya .
Kemudian menyebabkan ia berbuat dosa dengan tidak menerima nasehat,
dan mungkin pula ia menyangka bahwa engkau hanya ingin balas dendam dan
mendeskreditkan untuk menjatuhkan kedudukannya di mata sekitarnya.
Sehingga ia enggan menerima isi nasehat tersebut, tetapi apabila
dilakukan secara rahasia antara kamu dan dia. Maka nasehatmu itu amat
berarti bagi dia, dan dia akan menerimanya darimu. InsyaAllah
3. Kapan nasehat harus keras dan kapan jangan ditunda?
Dalam sebuah hadist shahih Muslim. Dari Jabir bahwasanya ia
berkata, ”Sulaik al Ghathafani datang (ke masjid) hari Jum”ah dan
Rasulullah SAW sedang duduk di atas mimbar, maka Sulaik langsung duduk
tanpa shalat terlebih dahulu, maka Rasulullah SAW bertanya kepadanya,
”Apakah engaku telah melaksanakan sholat dua rakaat?” Ia berkata,
”Belum” Maka beliau SAW memerintahkan kepadanya, ”Bangunlah dan
shalatlah dua rakaat”.”
Yang demikian ini bukanlah sedang mempermalukan atau menyiarkan
kesalahan orang tersebut, karena saat itu adalah waktu yang tepat untuk
menasehatinya, apabila dibiarkan maka akan terlewatkan.
Kita harus tahu apakah ini harus saat ini atau bisa ditunda. Kalau
saudara kita akan terjerumus dalam kesesatan yang nyata, maka rasanya
tidak perlu menunggu untuk memberikan peringatan/nasehat.
Atau ketika saudara kita ini punya tipikal memang harus dikerasi.
Maka jika jalan lembut mental, maka sikap keras adalah lebih baik.
Gunakan selalu pertimbangan prioritas dan situasi terkini.
4. STOP! Mencari kesalahan dan hindari berprasangka buruk
” Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka.
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain. janganlah kamu menggunjing sebagian
yang lain. sukakah kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?Tentu
kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya
ALLAH Maha Penerima taubah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 2)
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan
prasangka, karena sebagian tindakan prasangka ada yang merupakan dosa.
Dalam ayat ini juga ada larangan untuk berbuat tajassus (
mencari kesalahan atau kejelekan orang lain) yang biasanya adalah efek
dari prasangka buruk. So hindari sifat perilaku diatas.
Bagi Yang dinasehati,,,,,,
Bagi Yang dinasehati,,,,,,
Berpikir positiflah kepada usaha kebaikan dari saudara anda. Jangan
kau keraskan hatimu, karena akan mementahkan suara-suara kebaikan itu.
Berbuat kesalahan adalah manusiawi, dan yang paling baik adalah manusia
berdosa yang bersegera menuju ampunan Allah SWT.
Ungkapkan rasa terimakasih. Jika anda merasa sudah benar, diskusikan
dengan baik, saling menghormati dan menghargai. Jangan-jangan yang kita
sangka ini sudah benar ternyata belum. Begitupun sebaliknya.
Ya Allah dekatkanlah hamba ini dengan orang-orang yang senang memberikan nasehat..
Posting Lebih Baru Posting Lama