Menjadi Pemimpin yang Pandai Bersyukur
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
[QS Ibrahim 14: 7]
Cinta orang-orang yang beriman kepada Allah itu sangat besar. Betapa
bahagianya mereka ketika mendengar firman-Nya, hati mereka tergetar dan
iman mereka bertambah [QS 8: 2].
Ketika mereka mengingat asma Allah,
hati mereka diwarnai dengan ketentraman. Apalagi ketika mereka
mendapatkan karunia-Nya, rasa syukurnya melimpah ruah di dalam hati
mereka. Kebahagiaan hadir di dalam hati orang-orang yang bersyukur. Dan
memang demikianlah, bila seorang hamba bersyukur kepada Allah, maka
Allah akan menambah nikmat kepadanya dengan nikmat yang tidak mungkin
dihitung oleh manusia.
Seorang pemimpin yang bersyukur akan dianugerahi Allah sikap-sikap
positif. Dia akan gigih membangun jaringan silaturrahim dengan banyak
pemimpin lain. Hubungan positif antar pemimpin dapat meredam konflik
horizontal yang mungkin terjadi antar pengikut mereka. Hubungan tersebut
juga bermanfaat untuk pengembangan institusinya. Keluasan hubungan
dapat bermanfaat pula untuk mempermudah penyelesaian persoalan-persoalan
institusional maupun individual. Hambatan birokrasi sering lebih mudah
diselesaikan melalui hubungan individual yang terjalin jauh sebelumnya.
Pemimipin yang bersyukur akan selalu memperhatikan keselamatan akherat
umat yang dipimpinnya. Berbagai cara akan dia tempuh untuk menjadikan
umat kenal kepada Allah, untuk menjadikan mereka yakin kepada kehidupan
akherat, untuk menjadikan mereka hamba-hamba Allah yang tunduk patuh
secara kaffah. Dia akan sedikit tertawa dan banyak merenung. Lambungnya
jauh dari tempat tidur. Hari-harinya sibuk dengan berfikir dan
berdzikir. Berfikir keras untuk keberhasilan perjuangan dan berdzikir
hebat untuk menjaga kedekatannya kepada Allah.
Pemimpin yang bersyukur kepada Allah akan berusaha semaksimalnya untuk
mengembangkan sumber-sumber pendapatan institusi untuk mengantisipasi
kebutuhan yang semakin membesar sejalan dengan semakin berkembangnya
institusi tersebut. Dia akan berusaha menggali sumber-sumber pendapatan
baru sehingga tidak terlalu memberatkan keuangan institusinya.
Dia juga padai memanfaatkan media masa untuk menyebarkan berita-berita
positif untuk menarik simpati masyarakat kepada institusinya. Menjalin
hubungan baik dengan media masa di era Teknologi Informasi sekarang ini
menjadi keharusan untuk menunjang kelancaran perjuangan. Imej positif
dari institusinya dapat dibangun dan disebarkan dengan mudah melalui
media masa. Dalam konteks ini unit Hubungan Masyarakat (Public Relation)
menjadi sangat penting untuk membantu seorang pemimpin menjalankan
tugasnya.
Pemimpin yang bersyukur kepada Allah akan menggali semua potensi yang
ada dalam instansinya, termasuk potensi anak buah dan memanfaatkannya
untuk mengembangkan institusinya. Dia akan merasa senang ketika dalam
masa kepemimpinannya muncul anak buah yang cerdas, suka bekerja keras
dan ikhlas beramal karena Allah. Dia akan memanfaatkan potensi anak
buahnya untuk menunjang kelancaran tugas-tugasnya karena Allah. Dia
tidak akan salah sikap dengan merasa terancam atas kehadiran anak buah
yang berprestasi, tapi akan mensikapinya sebagai aset yang diberikan
Allah untuk kemajuan institusi.
Pemimpin yang ikhlas dan bersykur kepada Allah akan memberikan
kesempatan kepada anak buahnya untuk mengembangkan potensinya. Menjadi
kewajibannya sebagai seorang pemimpin untuk membantu anak buahnya untuk
mengembangkan potensinya karena Allah. Dia akan merasa senang hati dapat
memberikan kesempatan dan memfasilitasi anak buahnya untuk berkembang.
Misal dengan mengirimnya untuk belajar, kursus ketrampilan dan
sejenisnya. Dia juga akan menempatkan anak buah tersebut pada posisi
yang tepat, sesuai dengan bidang keahliannya untuk memperlancar
tugas-tugasnya. Dia juga akan memberikan fasilitas yang lebih, sesuai
dengan beban tugasnya. Kelancaran tugasnya akan tersendat tanpa didukung
fasilitas yang memadai. Disamping itu dia akan selalu memonitor
pelaksanaan tugas anak buahnya tersebut. Dia akan berusaha menjaga agar
setan tidak membelokkan niat ikhlas anak buahnya, sehingga merugikan
perjuangannya. Dia akan menyaring berita buruk tentang anak buahnya dan
tidak gegabah mengambil tindakan sebelum terbukti bahwa anak buahnya
bersalah. Dia mengutamakan sikap khusnudzdzon. Dia akan melakukan
tabayun untuk menelusuri kebenaran suatu berita. Dia menyadari bahwa
orang baik selalu menjadi sasaran tembak orang-orang jahat.
Pemimpin yang bersyukur akan secara diam-diam mempersiapkan calon
penerima tongkat estafet perjuangannya. Dia akan amati kapasitas dan
kapabilitas intelektualnya. Dia akan uji keikhlasan hati dan ketangguhan
pribadinya. Dia akan teliti kegigihan usaha dan semangat juangnya. Dia
akan periksa setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Semua itu dia
lakukan demi tanggung jawabnya kepada Allah azza wa jalla. Rasulullah
saw: Idza wusidal-amru ilaa ghoiri ahlihi fantadlirissa’ah (Bila suatu
perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah tanggal
kehancurannya). Demikianlah profil seorang pemimpin ahli sorga, pemimpin
yang bersyukur kepada Allah.
Posting Lebih Baru Posting Lama