Meneguhkan Tradisi Menuntut Ilmu Islam
Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa kemajuan dunia modern disaat
ini telah dibidani oleh Islam. Islam telah mengenalkan kepada kehidupan
umat manusia sesuatu yang baru, dunia pendidikan bagi semesta manusia.
Dijaman lampau pendidikan hanya dapat dikenyam oleh para orang-orang
yang ada didalam lingkaran kekuasaan, atau orang-orang yang menjadi
tangan-tangan kanan penguasa, namun Islam telah merombaknya, dan
mengenalkan kepada semesta umat manusia bahwa pendidikan, kemajuan dan
ketrampilan serta kebahagiaan, semua orang berhak untuk mengilmuinya dan
mewujudkannya.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Apa yang harus diutamakan dan dikedepankan didalam mendidik umat
manusia adalah mengenalkan manusia kepada Allah, kepada Agama Allah.
Karena disanalah manusia diberitahu oleh Allah tentang kedudukan setiap
manusia. Yaitu kedudukan setiap manusia adalah berderajad sama, yang
membedakan hanyalah taqwanya kepada Allah, dan besok dihari akherat
masing-masing diri bertanggung jawab langsung sendiri-sendiri kepada
Allah
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu”. Mereka
menjawab:”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (QS. 7:172)
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua,
agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku.
(QS. 23:52)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)
Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah
suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong
anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya
sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah
sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu
(syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. 31:33)
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun
untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam
kekuasaan Allah. (QS. 82:19)
Ilmu Islam adalah hak bagi setiap orang untuk memilikinya, dan kewajiban setiap orang untuk mendapatkannya.
Jaman modern telah memberi gambaran tentang perlunya sungguh-sungguh dan disiplin dalam menuntut ilmu. Bagaimana seseorang dari kecil secara disiplin selama kurang lebih 2 + 6 + 3 + 3 + 4 + 3 + 3 tahun, untuk bertekun pada ilmu-ilmu dunia yang ingin dipahaminya dan digunakan dalam mengejar kesuksesan hidupnya di dunia.
Di saat menempuh ilmu-ilmu tersebut ternyata dilakukan dengan sangat
disiplin, dari pagi jam 07.00 sampai jam 14.00 atau lebih, setiap hari,
di lakukan presesensi dan absensi, dan dilakukan pelatihan, dilakukan
ujian, dan dikatakan lulus bila ilmu-ilmu yang diberikan itu telah mampu
digunakan menjawab soal-soal ujian baik ujian secara teoritis atau
secara praktis.
Dari sekian orang-orang yang sungguh-sungguh menuntut ilmu tersebut
kemudian ada yang berhasil mencapai cita-citanya, dengan keberhasilan
dunia. Dan ada pula yang menekuni kehidupan yang berbeda dengan ilmu
yang telah sedemikian lama ditekuninya.
Manusia sangat bersemangat untuk menekuni ilmu-ilmu dunia tersebut,
disebabkan masing-masing memiliki harapan yang besar dan angan-angan
yang kuat akan keberhasilan dunia dengan ilmu-ilmu tersebut. Umurnya
manusia telah tergadaikan kira-kira 24 th untuk tekun dengan ilmu-ilmu
dunia, dengan harapan dapat bahagia hidup didunia yang kira-kira untuk
kesuksesan kehidupan dunianya yang hanya sampai 80 th saja.
Ilmu agama Islam kenapa sering dihindari dan disepelekan ???
Ilmu agama Islam kenapa sering dihindari dan disepelekan ???
Ilmu agama Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah, jarang sekali sebuah
keluarga yang memperhatikan masing-masing anggota keluarganya untuk
secara disiplin menekuni keduanya. Padahal keduanyalah yang dapat
mengentaskan manusia dari kegelapan dan kesengsaraan kepada cahaya dan
kebahagiaan.
Kebahagiaan yang akan diperoleh tidak sekedar 80 th, namun akan
memperoleh kebahagiaan dalam waktu yang sangat-sangat panjang. Sejak
mengamalkan ilmunya sampai waktu besok yaitu berupa kebahagiaan
kehidupan di alam akherat.
Namun ilmu islam bukan sebuah ilmu teoritis yang harus dipelajari
dalam batas-batas dinding dan ruang, namun dia adalah ilmu yang praktis,
yang harus dibaca, dicerna dihati dan kemudian segala perintah
diamalkan dan segala larangan ditinggalkan???, sangat mudah bukan???,
tetapi pada kenyataanya dia adalah ilmu yang membutuhkan pengkajian dan
penerapan sepanjang hayat. Belajar dan terus belajar untuk memperbaiki
diri dengan kebaikan-kebaikan yang dituntunkan oleh Allah dan Rasulnya.
Ilmu islam ada yang
dipelajari di Fakultas-Fakultas bergengsi di Perguruan-Perguruan Tinggi
Islam, dan menghasilkan spesialis-spesialis ilmu Islam yang
cerdas-cerdas, namun ternyata yang lebih berdaya guna adalah ilmu islam
yang diajarkan dirumah-rumah dan kemudian pengamalan dari ilmu tersebut
terus menerus dipantau oleh orangtua-orangtua yang sholih kepada
anak-anaknya yang sedang menuju sholih.
Pernahkan kita berfikir sejenak, dijaman hari ini, Al-Qur’an dengan
tarjamah dan tafsirnya telah ada dimana-mana, Kitab-kitab hadist yang
terkenal sudah ada tarjamah dan penjelasannya dimana-mana, kapankah hati
kita akan terketuk untuk rajin untuk membacanya, memahaminya dan
mengamalkannya???
Sadarkah kita bahwa kita hidup dibatasi oleh banyak sekali
keterbatasan, bahkan umurpun membatasi kita. Berapa banyakkah
capaian-capaian kebaikan islam yang telah kita wujudkan dalam kehidupan
dan kita telah mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan kita
masing-masing???
Kesegaran kita untuk selalu mencintai Islam dan merasakan kelezatan
Islam dan bersemangat untuk mempelajari ilmu-ilmu Islam ada pada hati
kita masing-masing, hati yang bersih dari dosa dan ma’siyat akan selalu
segar dan senang untuk menerima islam. Sebaliknya kelesuan ber-islam akan dirasakan ketika diri kita sedang dalam kungkungan dosa dan kedurhakaan kepada Allah.
Islam tidak hanya membutuhkan aqal yang cerdas, namun mensyaratkan
sesuatu yang sangat tinggi dan mulia, yaitu hati yang bersih dari dosa.
Kecerdasan aqal saja tidak akan mendatangkan kesuksesan sesorang dalam
berislam namun hati yang
bersih dan aqal yang cerdas akan membuahkan kehidupan umat Islam yang
penuh Kebahagiaan dan Kemuliaan di dunia dan di akherat.
Bila kita sangat mencintai dan tertarik serta bersemangat untuk
menekuni Islam, untuk mengamalkan Islam, sebenarnya apa yang ada dihati
kita itu, adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Ada
seorang ustadz yang mengatakan, itu semua lebih mulia dibanding apa-apa
yang telah dicapai oleh para Doktor-Doktor dan Professor-Professor
yang cerdas-cerdas sekalipun.
Ada sebuah hadist yang perlu kita ingat agar ilmu yang kita tuntun
menjadi penuh berkah, sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya
Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya
terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang
bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan
dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian
orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka …
neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Wallahu’alam
Posting Lebih Baru Posting Lama