Bertambah Atau Berkurang
QS. Al-An’am: 60
6: 60. Dan Dialah yang menidurkan
kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang
hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan
umur(mu) yang telah ditentukan , kemudian kepada Allah-lah kamu
kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.
Sadar atau tidak sadar umur kita sudah
bertambah. Apakah benar umur kita bertambah atau justru ber kurang?.
Keduanya boleh disebut karena dua-duanya benar, bisa bertambah atau bisa
berkurang tinggal dari sisi mana kita melihat membenarkan kebenaran
bertambah atau berkurangnya suatu umur, semua itu akan terjawab dan
pasti benar. Allah SWT memerintahkan bagi kita orang-orang yang beriman
bahwa untuk segala sesuatunya kita harus terapkan, padukan, dan
kompromikan dengan kitabullah yakni Al-Qur’an Nul Karim.
Sebagaimana Al-Qur’an surat Al-An’am ayat
60 di atas kita bisa mengambil suatu pengertian yang dalam bahwa segala
kegiatan, kesibukan, aktifitas manusia di mana saja dia berada pada
hakekatnya hanya untuk menghabiskan dan menyempurnakan umur yang telah
ditetapkan dan ditentukan oleh Allah SWT, maka kalau sudah demikian
berarti ‘umur kita sudah berkurang’. Namun, kalau dihitung dari banyaknya tahun atau kalender yang sudah kita lalui maka dapat disebut ‘umur kita bertambah’.
Semestinya manusia akan lebih bersikap
lebih dewasa apalagi kalau memang usianya sudah dewasa karena semakin
bertambah umur semakin dekat pula dengan kubur. Kita bisa mawas diri dan
mengintrospeksi terhadap kehidupan dan diri kita sendiri, bukan justru
dengan bertambahnya umur hanya diisi dengan melampiaskan segala
kesenangan sebagaimana yang kita lihat di negeri kita atau mungkin di
seluruh penjuru dunia. Berapa juta manusia yang menghabiskan akhir
tahunnya untuk menyongsong tahun baru dengan acara-acara diluar
kewajaran hanya menghabiskan waktu dan banyak sekali perbuatan
pelanggaran norma masyarakat maupun norma agama. Terlebih di negara kita
yang sudah banyak dirundung duka mendapatkan peringatan dari Allah SWT
dengan berbagai macam bencana, tapi rupanya berbagai bencana yang
menimpa negeri kita ini belum menjadikan mereka takut kepada Allah SWT.
Marilah kita sebagai hamba yang beriman,
mengerti, dan paham hakekat hidup hendaklah kita benar-benar takut pada
Allah dengan kebinasaan atau kehancuran suatu negeri yang sudah
ditetapkan dan dijanjikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an yang saat ini
kita melihat semakin banyak tanda-tanda yang menuju ke arah itu.
Allah berfirman pada QS. Al-Hadid: 22
57: 22. Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Bencana demi bencana telah menimpa
negeri ini dan bencana itu adalah peringatan dari Allah SWT bukan hanya
fenomena alam belaka, tapi mereka lebih senang menyebut ‘ini hanyalah fenomena alam belaka’ dan yang demikian itu belum juga menjadikan kita bangsa ini takut kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Maka, apakah kita benar-benar menginginkan negeri dan bangsa ini akan dibinasakan oleh Allah?
Inilah kenyataan yang terjadi dan kita
rasakan bersama, sekali pun peringatan demi peringatan sudah ditampakkan
dan dirasakan oleh bangsa ini tapi ternyata bangsa kita yang mayoritas
Islam masih saja belum mau tunduk dan bertaubat kepada Allah secara
keseluruhan, justru hal-hal yang terjadi dan mengundang kemurkaan Allah
lah yang terus dipupuk.
Sebagai orang yang beriman marilah kita
memulai dari diri dan keluarga kita. Dekatkan diri kepada Allah,
merenungkan kembali firman-firman Allah SWT dan hadits-hadits rosulullah
SAW sebagai pedoman hidup kita ‘way of life’, bukan
bangga sebagai seorang muslim yang mempunyai kitab suci Al-Qur’an namun
tidak pernah pernah dibaca dan tidak pernah dipahami isinya. InsyaAllah
tidak ada kata ‘terlambat’ untuk memulai suatu kebaikan, karena kalau
Allah sudah menghedaki terjadinya suatu kehancuran maka tanda-tandanya
pun semakin hari semakin nampak.
Kita tinggalkan budaya-budaya yang
mengikuti kesenangan duniawi saja karena sesungguhnya bagi orang-orang
yang beriman dan muslim Allah telah menetapkan suatu pilihan dan Allah
telah memberitahukan pada kita bahwa sesungguhnya ‘kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat’,
kehidupan di dunia ini adalah kehidupan main-main, kehidupan yang kecil
dibanding kesenangan yang diberikan oleh Allah bagi hamba hamba-Nya
yang beriman.
Posting Lebih Baru Posting Lama