Masuk Islamnya Bilal bin Rabah
Bilal bin Rabah RA semula adalah seorang budak belian
Umayyah bin Khalaf, seorang Pemuka bangsa Quraisy musyrikin. Setelah diketahui
oleh tuannya bahwa ia sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka iapun dianiaya oleh
tuannya dengan cara yang sangat kejam.
Lehernya diikat dengan tali yang panjang,
lalu ikatan itu diberikan kepada anak-anak yang sedang bermain-main di tengah
jalan untuk ditarik-tarik dan dipermainkan oleh mereka. Dan ketika ia
diperlakukan sedemikian rupa di tengah jalan, ia selalu mengucapkan perkataan
dengan suara nyaring :
اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ ( Satu ! Satu ! Satu ! )
Maksudnya : "Tuhan hanya satu ! Tuhan yang
sebenarnya hanya satu !".
Maksud Umayyah bin Khalaf menganiaya atas diri Bilal
seperti itu tidak lain dan tidak bukan, melainkan supaya ia takut lalu kembali
memeluk agamanya yang lama, yaitu menyembah berhala, tetapi sungguhpun demikian
ia tidak gentar sedikitpun, dan ia tetap mengikut seruan Nabi SAW dengan setia.
Oleh sebab itu, penganiayaan yang dilakukan oleh tuannya itu ditambah lagi
dengan yang lebih berat, yaitu pada suatu hari lehernya diikat kuat-kuat dengan
tali dan tangannya diikat, lalu dikeluarkan dari rumah dan dibawa oleh tuannya
ke padang pasir yang luas pada tengah hari yang sangat panas terik.
Pada waktu itu, seandainya ada sepotong
daging diletakkan di padang pasir itu, niscaya sesaat kemudian daging itu
menjadi kering, karena dari sangat panasnya. Di padang pasir itu, ia
ditelentangkan menatap matahari yang sangat panas, lantas di atas dadanya
diletakkan sebuah batu besar, lalu tuannya berkata kepadanya : "Kamu
tidak akan kulepaskan dari siksaan ini, melainkan jika kamu mau mendustakan
Muhammad dan kembali mengikut agama yang dahulu, menyembah berhala Lata dan
'Uzza !". Bilal menjawab dengan tegas dan tidak gentar sedikitpun :
اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ (
Satu ! Satu ! Satu ! )
"Tuhan yang Maha Esa ! Tuhan yang sebenarnya
itu hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya itu Maha Esa !".
Jadi walaupun dengan siksaan yang amat berat itu,
bukannya Bilal menjadi luntur imannya, tetapi malah bertambah kuat.
Dengan taqdir Allah yang Maha Esa kebetulan pada waktu
itu shahabat Abu Bakar RA berjalan melalui tempat itu dan beliau melihat bahwa
Bilal sedang dianiaya begitu kejam oleh tuannya. Maka beliau pun menegur
Umayyah : "Hai Umayyah ! Tidakkah engkau takut kepada Tuhan yang
menjadikan kamu dengan perbuatanmu menyiksa orang yang kamu anggap rendah ini ?
Sampai kapankah keinginanmu menyiksa orang ini
?".
Umayyah menjawab : "Kamulah yang
mula-mula merusak orang ini".
Abu Bakar berkata : "Jadi, aku
yang mula-mula merusak orang ini ?".
Umayyah menyahut : "Ya, orang ini adalah
budakku, mengapa kamu suruh dia mengikut Muhammad ?".
Setelah Abu Bakar mendapat jawaban seperti
itu, beliau sanggup mengganti harga Bilal waktu dibeli oleh Umayyah. Maka
berundinglah Umayyah dengan Abu Bakar mengenai hal itu. Dan akhirnya Abu Bakar
RA mengganti harga Bilal kepada Umayyah dengan tunai pada saat itu juga. Dengan
demikian terlepaslah Bilal dari penganiayaan yang sangat kejam tadi, lalu dia diajak
oleh Abu Bakar ke rumah beliau dengan menderita kesakitan. Pada saat itu
turunlah wahyu dari Allah kepada Nabi SAW :
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشى، وَالنَّهَارِاِذَا تَجَلّى، وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَاْلاُنـْثى، اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّى، فَاَمَّا مَنْ اَعْطى وَاتَّقى، وَصَدَّقَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْيُسْرى، وَاَماَّ مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنى، وَكَذَّبَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْعُسْرى، وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُه اِذَا تَرَدّى، اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدى، وَاِنَّ لَنَا لَلاخِرَةَ وَاْلاُوْلى، فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّى، لاَ يَصْلـهَا اِلاَّ اْلاَشْقى، اَلَّذِى كَذَّبَ وَتَوَلىّ، وَسَيُجَنَّبُهَا اْلاَتْـقى، اَلَّذِى يُؤْتى مَالَه يَتَزَكّى، وَمَا ِلاَحَدٍ عِنْدَه مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزى، اِلاَّ ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ اْلاَعْلى، وَلَسَوْفَ يَرْضى.الليل:1-21
Demi malam, apabila menutupi (cahaya siang), dan siang
apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya
usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka
Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik,
maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. Sesungguhnya kewajiban Kami-lah
memberi petunjuk, dan sesungguhnya kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. Maka,
Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk
ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan
berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari
neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridlaan
Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.
[Al-Lail : 1 - 21].
Setelah dalam perawatan Abu Bakar RA, Bilal segera
sembuh dari sakit yang disebabkan penganiayaan tadi dan sehat kembali. Akhirnya
Bilal bin Rabah dimerdekakan oleh beliau. Selanjutnya ia tetap menjadi pengikut
Nabi SAW serta pemeluk Islam yang setia.
Posting Lebih Baru Posting Lama