Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Amanah

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikul-lah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat jahil, sehingga Allah mengazab orang-orang muna-fik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; sehingga Allah menerima taubat orang-orang Muk-min laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 72-73).

Amanah ini sebenarnya telah ditawarkan kepada alam semesta, langit, bumi dan gunung. Namun mereka semua takut memang-gulnya dan enggan menerimanya karena takut dengan azab Allah. Lalu amanah tersebut ditawarkan kepada Adam dan beliau menerimanya.

sebagian ulama dalam menjelaskan pengertian amanah dalam ayat ini: Amanah adalah kewajiban-kewajiban, Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung, apabila mereka menunaikannya, maka mereka mendapatkan pahala dan bila menyia-nyiakannya, maka mereka diberi siksaan, lalu mereka menolaknya, bukan karena tidak taat kepada Allah namun karena mengagungkan agama Allah.

Amanat tersebut adalah beban syariat yang mencakup hak-hak Allah dan hak-hak hambaNya. Siapa yang menunaikannya, maka dia mendapatkan pahala dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka dia mendapat siksa.


Siapa yang memiliki kesempurnaan sifat amanah, maka ia telah menyempurnakan agamanya, dan siapa yang tidak memilikinya, maka ia telah membuang agamanya,

Sedemikian pentingnya amanah dalam ajaran Islam, sehingga ia menjadi pemisah bagi orang yang beriman dan munafik serta menjadi salah satu indikator kesempurnaan iman seorang Muslim.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar dan juga ath-Thabrani dari hadits Anas bin Malik dan dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami', beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ، وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ.

"Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menjaga janjinya."

Oleh karena itu, sifat amanah menjadi sifat para nabi dan rasul. Perhatikanlah Firman Allah Ta’ala, ketika mengisahkan tentang nabi Nuh, Hud, dan Shalih,

إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ. فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ

"Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (Asy-Syu'ara:107-108).

Dengan melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya, maka nyatalah wujud keimanan seorang Muslim yang senantiasa bergerak aktif di dalam dadanya. Karena pergerakan yang aktif itu, maka imannya menajadi produktif menghasilkan karya kebaikan dan amal sholeh.
Baginya, amanah meski berat sekalipun adalah tanggung jawabnya tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada Allah SWT.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui. (Al-Anfaal : 27).

Demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, bahwa semakin berkurang sifat amanah, maka semakin berkurang juga cabang keimanan,
sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dari hadits Hudzaifah, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَنَّ الْأَمَانَةَ نَزَلَتْ فِي جَذْرِ قُلُوْبِ الرِّجَالِ، ثُمَّ نَزَلَ الْقُرْآنُ فَعَلِمُوْا مِنَ الْقُرْآنِ وَعَلِمُوْا مِنَ السُّنَّةِ، ثُمَّ حَدَّثَنَا عَنْ رَفْعِ الْأَمَانَةِ، قَالَ: يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الْأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ فَيَظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ الْوَكْتِ، ثُمَّ يَنَامُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الْأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ فَيَظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ الْمَجْلِ، كَجَمْرٍ دَحْرَجْتَهُ عَلَى رِجْلِكَ فَنَفِطَ فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًا وَلَيْسَ فِيْهِ شَيْءٌ، ثُمَّ أَخَذَ حَصًى فَدَحْرَجَهُ عَلَى رِجْلِهِ فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُوْنَ، لَا يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الْأَمَانَةَ حَتَّى يُقَالَ: إِنَّ فِي بَنِيْ فُلَانٍ رَجُلًا أَمِيْنًا، حَتَّى يُقَالَ لِلرَّجُلِ، مَا أَجْلَدَهُ، مَا أَظْرَفَهُ، مَا أَعْقَلَهُ، وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيْمَانٍ.

"Sesungguhnya amanah telah turun ke tengah hati-hati orang-orang, kemudian turunlah al-Qur`an, sehingga mereka mengetahui al-Qur`an dan Sunnah. Kemudian Nabi a menceritakan tentang hilangnya sikap amanah: seseorang tidur sebentar lalu amanah di-cabut dari hatinya sehingga tersisa bekasnya seperti bercak kecil, kemudian tidur kembali lalu dicabut amanah dari hatinya sehingga tersisa seperti lepuhan luka, seperti bara api yang kamu tempelkan ke kakimu, lalu kaki tersebut terluka bakar dan kamu lihat ia melepuh dan tidak ada apa-apanya. Kemudian beliau mengambil kerikil dan ditempelkan ke kaki beliau. Lalu orang-orang berbai'at namun hampir tak seorang pun menunaikan amanah hingga diberitakan bahwa pada bani Fulan terdapat seorang yang amanah, hingga dikatakan kepada orang itu, 'Alangkah sabarnya, alangkah hebatnya dan alangkah ber-akalnya!' Padahal di hatinya tidak ada sebiji sawi pun dari iman."
(HR.Imam Muslim)

Demikianlah Allah mencabut sifat amanah dari hati seseorang dengan sebab meremehkan kewajiban agama dan khianat terhadap hak-hak orang lain. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan,

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَد تَّعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memaling-kan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (Ash-Shaf: 5).

Dari sini, jelaslah bahwa tauhid dan memberantas kesyirikan adalah amanah, amar makruf nahi mungkar adalah amanah, harta adalah amanah yang tidak boleh dipakai untuk kemaksiatan, mata kita adalah amanah yang harus dijaga dari memandang yang haram, dan seluruh anggota tubuh kita adalah amanah yang harus dijaga dan dipelihara dari keburukan dan kemaksiatan.

Demikian juga keluarga dan anak-anak, mereka merupakan amanah yang harus ditunaikan dengan mendidik mereka dengan pendidikan Islam, dan jangan dibiarkan hancur oleh globalisasi yang menerpanya.

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu”.(At-Tahrim : 6)

Mungkin kita sering baca dalam (Al-Mu`minun: 8-11). janji Allah kepada orang yang menunaikan amanah dan hak-haknya yang dijelaskan dalam FirmanNya,

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ. أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ. الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikul-nya) dan janjinya,
dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."
(Al-Mu`minun: 8-11).
juga didalam haditsnya

اُكْفُلُوْا لِيْ بِسِتٍّ أَكْفُلْ لَكُمُ الْجَنَّةَ: إِذَا حَدَّثَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَكْذِبْ، وَإِذَا وَعَدَ فَلَا يُخْلِفْ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ فَلَا يَخُنْ، وَغُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ، وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَكُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ.

"Berilah jaminan kepadaku enam perkara, niscaya aku jamin bagi kalian surga; apabila salah seorang kalian berbicara maka jangan berdusta, apabila berjanji jangan mengingkari, apabila diberi amanat jangan berkhianat, dan tundukkanlah pandangan kalian, peliha-ralah kemaluan kalian serta jagalah tangan-tangan kalian." (HR. Ahmad).

Perlu kita pahami , bahwa menyia-nyiakan dan tidak menunaikan amanah, memiliki implikasi buruk pada keadaan seseorang dan dapat menjadi sebab kerusakan masyarakat. Rasu-lullah a pernah ditanya tentang waktu kiamat? Beliau menjawab,

إِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.

"Apabila amanat telah disia-siakan, maka tunggulah kiamat." (HR. al-Bukhari).

Oleh karena itu, marilah kita peliharalah amanat dan tunaikanlah hak-hak dan kewajiban seorang hamba serta jauhilah semua larangan Allah.

Demikian juga amanat yang dititipkan orang kepada kita, kita wajib menunaikannya sebagaimana mestinya dan jangan berkhianat walaupun orang lain mengkhianati kita. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ.

"Tunaikan amanah kepada orang yang memberimu amanah dan ja-nganlah mengkhianati orang yang berkhianat kepada kamu." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

Posting Lebih Baru Posting Lama

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]