Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Menyantuni Perjuangan Dakwah Islam


Didalam Kajian Kemarin dengan judul Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-21) dalam bab Petunjuk Rasulullah SAW supaya dermawan dan tidak bakhil, disebutkan tentang salah satu strategi Rasulullah SAW dalam merekrut dan mendidik mualaf.
Dari Anas bahwasanya ada seseorang meminta kepada Nabi SAW kambing yang berada diantara dua bukit. Maka beliau memberikannya kepada orang itu. Setelah orang itu kembali kepada kaumnya ia mengajak kaumnya dan berkata, “Hai kaumku, masuk Islamlah kalian. Demi Allah, sesungguhnya Muhammad memberi sebagai pemberian orang yang sama sekali tidak takut menjadi faqir”. Anas berkata, “Sungguh dahulunya seseorang masuk Islam tidak lain karena ingin dunia, tetapi tidak lama kemudian ia cinta pada Islam melebihi daripada dunia dan apa yang ada padanya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1806]
Hadits di atas adalah bagian dari metode dan strategi da’wah Nabi, yakni memenuhi hajat ummat melalui ketersediaan dana da’wah bagi banyak kepentingan atau hajat syar’iyah. Dari mana diambilkan? pertama dari harta  Beliau Nabi SAW sendiri, menyusul dari dapur ummattul mu’minin, dari orang-orang dekat Nabi dari sahabat Muhajirin dan Anshar, selain dari Baitul Mal waz Zakah atau terkadang melalui sistem penawaran sebagai hasil penempaan tarbiyah ruhiyahRasulullah SAW. Seperti ditunjukan oleh hadits Asma’ binti Abu Bakar RA berkata, yang artinya:
Dari Asma’ RA, ia berkata : Nabi SAW berpesan kepadaku, “Janganlah kamu bakhil, sehingga menyebabkan kamu disempitkan rezqimu”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 118]
Para Sahabat penyandang dana da’ wah ini dulunya terkenal dengan sebutan al- Abrar (kelompok orang yang berbakti) atau ahlu dutsur bil ujur . Karena kebaikan mereka terhadap orang tua, istri dan putera/i mereka juga sahabat dan kerabat dekat mereka. Semua hak-hak mereka tertunaikan dengan baik sesuai porsi hak masing-masing.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (36)(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (37) [QS. An-Nisaa' : 36-37]
Al-Qur’an mengumpamakan penyandang dana ini “ibarat sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat.
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. (QS. Al Baqarah : 265)
Imam Nawawi (676 H) menjelaskan, ada banyak ajaran Islam yang tidak bisa atau terhambat terlaksana, tanpa adanya ketersediaan dana. Walaupun dana bukan segalanya atau meskipun masih bisa diganti dengan alternatif lain berdasarkan prinsip tidak ada rotan, akar pun jadi, tidak ada air (wudhu’) tanah pun jadi. Meskipun demikian, dana tetap menjadi tulang punggung dunia pergerakan perjuangan dakwah.
Dana da’wah diperlukan untuk menjadi daya dorong pelaksanaan program, menjadi daya panggil bagi muslim yang mulai belajar, menjadi pengikat bagi para mu’allaf yang baru masuk Islam, menjadi tenaga dalam melaksanakan program dan perencanaan dakwah, seperti program tarbiyah, program kesehatan dan lain sebagainya.
Kelemahan gerakan da’wah Islamiyah sekaligus menjadi kelebihan da’wah missionaris dan menjadi daya tarik laju perkembangan aliran sesat, berpusat pada penyediaan dan pengelolaan dana.
Jadi inget tentang kejadian di desa tetangga, dulu ketika tahun 90-an. Ketika terjadi sebuah program missionaris secara sembunyi-sembunyi di lakukan. Dengan tujuan mengubah suatu kawasan yang minim pengetahuan dan minus penghidupan, dengan cara menggelontorkan berbagai fasilitas gratis sembako, beasiswa, pernikahan dan kesehatan. Yang pada akhirnya semua penduduknya berpaling dan berbondong banting setir aqidah.
Kemudian sebagian muslim sekitar mencaci, menghina dan menyalahkan. Padahal mereka pada waktu ‘kesusahan’ itu kemana?? Berpangku tangankah? Tidak kompak-kah? Tidak peduli ataukah saling mengandalkan dalam kepura-puraan (tidak tahu) untuk urusan-urusan sendirikah? Ya Allah ampuni prasangka buruk ini.
Di zaman kenabian, infaq dan shadaqah adalah alat da’wah yang paling efektif membantu dana perjuangan. Tidak sedikit dari as-Sabiqunal Awwalun (generasi awal ummat ini,) yang masuk Islam setelah dibebaskan dari perbudakan dan hatinya diikat oleh fadhilah infaq.
orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (QS.At Taubah :100)
Hari ini, tidak sedikit pula dari kaum Muslimin yang murtad atau menggadaikan keyakinannya, karena menejemen infaq yang kurang terurus. Sebab, hanya dengan kekuatan infaq dan shadaqahlah kita bisa mewujudkan kembali “jihad ekonomi”, kita dapat memerangi pemurtadan, kebodohan, penanggulangan bencana, membantu daerah konflik, menyantuni yatim-piatu, jompo dan bea siswa. Termasuk yang paling pokok, menggerakkan roda kegiatan da’wah, menggairahkan geliat kehidupan da’i dan elemen pendukung da’wah di lapangan dalam usaha pencerdasan ummat, yang pada umumnya terasa lumpuh, karena faktor dana.
Di mana letak masalahnya? Akar masalahnya lebih pada rendahnya tingkat kesadaran ummat Islam yang selama ini kurang disentuh oleh para penyeru dai  melalui paket kegiatan dan program da’wah. Atau sudah disentuh tetapi telah terkena penyakin “Wahn“.
Karena pengalaman membuktikan, kapan ada program dan kegiatan diselenggarakan, di sana para aktivis dakwah mustinya ikut andil membantu, meskipun dengan batas kemampuan yang ada atau kendati bantuan tenaga dan pikiran. Lemahnya manajemen pengelolaan dana ikut memperparah keterbatasan suplay dana da’wah di lembaga-lembaga keummatan.
***Mengaca Yahudi dan Nasrani
Dana Da’wah Zending Yahudi. Butir 3 Protokolat Yahudi berbunyi: “Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa lalu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus mengapa dengan kebebasan ini. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.
***Bagaimana Dengan Dana Persepuluhan Gereja?
Dana persepuluhan gereja ada tiga: Persepuluhan pertama adalah untuk keimamatan (Kohanim), dan jatuhnya sebagai milik pusaka, karenanya sering disebut cukai bait Allah. (Bilangan: 18:26). Dana Persepuluhan kedua digunakan untuk perayaan-perayaan di tempat yang telah dikhaskan bagi tujuan missionaris bagi golongan fakir-miskin (Ulangan 14:22-23). Ada lagi persepuluhan tambahan, yang dikenal dengan persembahan, yang dipungut pada petang sabat dan hari minggu. (IKorintus 16:2-4).
Dana Persepuluhan ini secara wajib ‘ain dikeluarkan 3 kali setahun, bukan sekali setahun seperti zakat fitrah. Dalam Ulangan 16:16-17 dijelaskan: “Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Para rohaniawan mereka berpesan, “iman dalam pembayaran persepuluhan dan persembahan harus tetap meningkat sekalipun keadaan ekonomi kita terbatas. Karena dengan demikian kita dapat maju dalam segala, dapat membangunan gedung-gedung pertemuan serta bait suci-bait suci, dengan program pendidikan kita yang besar, yang berbagai kegiatannya banyak bergantung pada pendapatan persepuluhan Gereja. Saya menjanjikan kepada Anda bahwa kita tidak akan pernah membuat Gereja berhutang. Kita akan dengan ketat merancang program sesuai dengan pendapatan persepuluhan serta menggunakan dana yang kudus ini untuk tujuan-tujuan yang dirancang oleh Tuhan Yesus“.
Pasca perang salib yang terjadi selama 200 tahun itu (abad 11-13 M) praktis gerakan da’wah tertatih-tatih menghadapi tantangan da’wah yang tidak setara dengan kemampuan finansial yang ada.
Karena itulah jika ummat Islam tidak bahu-membahu dalam kebersamaan, para pengurus dan imam masjid tidak berbenah diri, dan lembaga da’wah tidak melakukan tertib pengelolaan dana-dana da’wah, maka jangan heran jika pihak-pihak lain, seperti non-muslim, aliran sesat, dan partai-partai berhaluan kiri membalap bahkan mengembosi kita dari belakang.
Jika semua diri berkeyakinan, beragama bisa baik/tegak dengan “sendiri-sendiri” saja maka tunggulah kekalahan dan mimpilah kemenangan. Layaknya sebuah domba yang terpisah dari yang lainnya, menjadi incaran utama pemangsa dan tidak bisa mempertahankan diri.
Hal penting lainnya adalah, bagaimana bisa saling berpikir positif dengan sesama muslim walau beda baju, bendera, partai atau organisasi. Baru-baru ini tersebar isu fitnah bahwa gedung kajian MTA di tengah kota Solo didanai pula dari penjualan jimat-jimat yang telah diserahkan para dukun tobat kepada Al Ustadz Sukina. Seperti isu sebelumnya yang menyatakan bahwa gedung dakwah itu adalah bantuan dari yahudi. Dan semua itu hanyalah fitnah.. Ya Allah ampuni mereka dan semoga di beri kefahaman dan ketidak tahuan.Amiin
Mari kombinasikan diri dengan bekerja keras, bersihkan hati, mengkaji dan mengamalkan semaksimalnya. Mari Kita Terapkan dalam kehidupan kita!!!!

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]