Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Iman dan Ujian

         Peristiwa besar ujian keimanan dari Allah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya dikenang ummat Islam sepanjang masa. Sekali dalam setahun senantiasa disegarkan kembali ingatan kita akan peristiwa tersebut dengan ritual ibadah hajji dan ibadah qurban. Sekitar 2,5 juta ummat Islam dari seluruh penjuru dunia menunaikan ibadah hajji tahun 1432 H ini dan lebih banyak lagi yang menunaikan ibadah qurban di luar tanah suci.Namun masih banyak ummat yang belum mampu mengambil pelajaran dari dari ujian keimanan atas nabi Ibrahim. Buktinya masih banyak orang yang jatuh terjerembab ketika menghadapi ujian keimanan. Tidak demikian dengan Nabi Ibrahim. Beliau menanggapi ujian keimanan yang berupa perintah Allah untuk menyembelih putranya tercinta Ismail dengan tulus dan serius, sehingga Allah ridla lalu memanggilnya dan mengganti perintah itu dengan penyembelihan yang besar. [QS Ash-Shaaffaat : 104-107]

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (١٠٤)قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (١٠٥)إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (١٠٦)وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

104. dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Allah sudah menentukan satu ketetapan, bahwa orang-orang yang beriman itu pasti akan menghadapi ujian. Manusia tidak akan dibiarkan menyatakan dirinya beriman lalu tidak mendapatkan ujian. [QS Al-Ankabuut : 2-3]

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ (٢)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Keimanan dan ujian itu ibarat gula dan manisnya. Satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain. Orang beriman yang benar dalam keimanannya akan merasakan manisnya setiap ujian keimanan yang dihadapinya. Karena dia tahu bahwa ujian keimanan itu adalah bukti kecintaan Allah kepadanya. Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Innallaaha idzaa ahabba qauman ibtalaahum.” (Sesungguhnya apabila Allah mencintai satu kaum, maka Dia akan menguji mereka). Kalau yang dihadapi ujian kebaikan, maka dia akan bersyukur dengan memanfaatkan kebaikan yang diterimanya di jalan Allah. Kalau ujian keburukan yang dia terima, maka dia akan shabar dengan senantiasa menjaga diri untuk tetap berada di jalan Allah. Dia faham, bahwa Allah menguji hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan. [QS Al-Anbiya : 35]

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

Bila dia rela menerima ujian itu, maka Allahpun akan ridlo kepadanya. Sebaliknya bila dia marah maka Allah juga akan murka.
Yang perlu ada dalam hati adalah keyakinan bahwa tidak mungkin orang beriman dengan benar tanpa menghadapi ujian. Ujian bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi. Ujian adalah sarana untuk meningkatkan keimanan. Berikutnya, jangan ada keraguan sedikitpun di hati kita, bahwa Allah akan menunjukkan jalan keluar bila kita menghadapi ujian itu dengan kesungguhan, keuletan, dan kegigihan.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad (mencari keridloan kami) sungguh Kami akan tunjukkan kepada mereka  jalan-jalan Kami.”[QS Al-Ankabuut : 69]
Dan yang terakhir, jangan lupa bahwa Allah telah berjanji akan menunjukkan jalan keluar berbagai kesulitan hidup, bila kita menghadapinya dengan penuh ketakwaan. “Wa mayyattaqillaaha yaj’allahuu maharaja.” (Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar). [QS. Ath-Thalaaq : 2]

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.
Maka yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah, sehingga Allah akan mengulurkan pertolongan-Nya. Semoga Allah pilih kita menjadi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa yang setiap saat siap menghadapi ujian keimanan, aamiin.

Sumber : Mta-online.com
Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]