Surat Yaasiin dibaca di Pekuburan
Hadits ke-41
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ دَخَلَ اْلمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ يس خَفَّفَ اللهُ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ وَ كَانَ لَهُ بِعَدَدِ حُرُوْفِهَا حَسَنَاتٌ. فى تفسير القرطبى 15: 4
Dari Anas (bin Malik), bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memasuki kuburan, lalu membaca surat Yaasiin, niscaya Allah meringankan (siksa qubur) mereka pada hari itu, dan adalah bagi orang yang membacanya mendapat kebaikan sejumlah huruf-hurufnya”. [Dalam Tafsir Al-Qurthubiy juz 15, hal. 4]
Keterangan :
Di dalam kitab Silsilatul Ahaadiitsidl Dla’iifah wal Maudluu’ah oleh Al-Albaniy, hadits tersebut tertulis demikian :
مَنْ دَخَلَ اْلمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ (يس) خَفَّفَ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ، وَ كَانَ لَهُ بِعَدَدِ مَنْ فِيْهَا حَسَنَاتٌ. سلسلة الاحاديث الضعيفة 3: 397، رقم:
Barangsiapa yang memasuki kuburan, lalu membaca surat Yaasiin, Allah ringankan (siksa qubur) mereka pada hari itu, dan bagi orang yang membacanya mendapatkan kebaikan sebanyak bilangan orang-orang yang di dalam kuburan itu”. [Silsilatul Ahaadiitsidl Dla’iifah juz 3, hal. 397, no. 1246].
Hadits ini dla’if, bahkan Al-Albaniy mengatakannya maudlu’ (palsu), karena ada beberapa kelemahan :
Pertama, di dalam sanadnya ada rawi yang bernama Abu ‘Ubaidah. Ibnu Ma’in menyatakan, “Dia majhul”.
Kedua, Ayyub bin Mudrik. Rawi ini telah disepakati kedla’ifannya, bahkan Ibnu Ma’in menyatakan bahwa rawi tersebut kadzdzaab (pendusta).
Ketiga, Ahmad Ar-Riyaahiy, nama lengkapnya adalah Ahmad bin Yazid bin Dinar, dengan kunyah Abul ‘Awwaam. Tentang perawi ini Baihaqiy menyatakan bahwa dia rawi yang majhul. [Silsilatul Ahaadiitsidl Dla’ifah wal Maudluu’ah juz 3, hal. 397, no. 1246]
Hadits ke-42
عَنْ عَائشَةَ عَنْ اَبِى بَكْرٍ مَرْفُوْعًا: مَنْ زَارَ قَبْرَ وَالِدَيْهِ اَوْ اَحَدِهِمَا فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ فَقَرَأَ يس غَفَرَ اللهُ لَهُ. ميزان الاعتدال 3: 261
Dari ‘Aisyah, dari Abu Bakr, ia mengatakan dari Nabi SAW, “Barangsiapa ziyarah qubur kedua orang tuanya atau salah satunya pada hari Jum’at, lalu membaca surat Yaasiin, niscaya Allah mengampuninya”. [Mizaanul I’tidal juz 3, hal. 261]
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy, dia berkata, “hadits ini, dengan sanad ini adalah baathil” (rusak).
Di dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Amr bin Ziyaad, ia tertuduh memalsu hadits. Daruquthniy berkata, “Ia memalsu hadits”.
Kesimpulan :
Membaca surat Yaasiin di kuburan agar diampuni dosanya adalah tidak benar.
Posting Lebih Baru Posting Lama