Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Sebening Hati

Setiap manusia lahir dalam keadaan suci. Inilah fithrah (default/nilai dasar) manusia. Namun setiap manusia akan melalui fase kegelapan di dunia ini. Dimana nafsnya lupa dirinya dan tidak pernah menyadari pernah melakukan persaksiannya kepada Allah Ta’ala .

Hal ini terjadi karena qalbunya tertutup oleh noda-noda dosa, sehingga nafs tidak mendapatkan energi dari ruh, yang berakibat nafsnya sakit, buta, tuli, bisu bahkan mungkin lumpuh. Dosa yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya adalah dikarenakan manusia merelakan aktivitasnya diatur oleh keinginan hawa nafsu dan syahwatnya. Akibat selalu membiarkan dirinya diatur oleh hawa nafsu dan syahwat maka ia mencintai dunia lebih daipada akhirat. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya

dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan qalbunya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran (QS. 45:23)

Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang qalbu, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 16:107-108)


Sakitnya nafs karena tidak mendapat energi yang cukup dari ruh, karena terhijab oleh noda-noda dosa yang menutupi qalbu, menyebabkan hawa nafsu dan syahwat semakin tidak terkendalikan. Aktivitasnya semakin terombang-ambing oleh hawa nafsu dan syahwatnya. Hal ini menyebabkan qalbu semakin tertutup oleh noda-noda dosa.

Hal ini mengakibatkannya tanpa disadari ia semakin menyimpang (sesat) dari jalan Allah Ta’ala (Shirath Al Mustaqiim).

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat,karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38:26)

Kondisi perpuataran terus menerus diatas menyebabkan qalbunya semakin tertutup noda-noda dosa. Sehingga semakin keras dan semakin keras. Lebih keras daripada batu.

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yangmeluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. 2:74)

Qalbu yang lebih keras dari batu karena diliputi oleh dosa-dosa, didalamnya dipenuhi oleh berhalaberhala, tuhan-tuhan manusia selain Allah Ta’ala berupa syahwat dan hawa nafsu,. Sulit untuk berserah diri kepada Allah Ta’ala. Dan jiwa yang memiliki qalbu seperti ini menjadi ajang permainan dan tipu daya syaithan.

… bahkan qalbu mereka telah menjadi keras dan syaithanpun menampakkan kepada
mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. 6:43)


Syaithan adalah musuh yang nyata Mereka akan selalu berupaya menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Ta’ala. Media syaithan untuk menyesatkan manusia adalah hawa nafsu dan syahwat. Sehingga ketika manusia telah dapat mengendalikan hawa nafsu dan syahwatnya, maka syaithan kehilangan medianya untuk menyesatkan manusia. Karenanya, iblis tidak sanggup menyesatkan orang-orang yang mukhlis

Iblis menjawab:”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan(menghalangi-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (QS. 7:16)

Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS. 4:120)

Iblis berkata:”Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
keculi hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka”. (QS. 15:39-40)


Namun demikian Hawa nafsu dan syahwat tidak boleh dibunuh atau dihilangkan. Tetapi digembalakan (dikendalikan) Dan adapun orang-orang yangtakut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (QS. 79:40-41)
Dengan tertutupnya qalbu dari cahaya Allah, maka menyempitlah dadanya dan menumpullah akalnya. Tertutuplah ia dari bimbingan Allah Ta’ala. Terlepaslah ia dari petunjuk-petunjuk Allah Ta’ala, dan terjatuh ke tangan syaithan yang akan membawanya kepada kesesatan. Kalaupun ada petunjuk dan bimbingan Allah, namun kegelapan qalbunya menyebab ia tidak dapat menangkap petunjuk tersebut. Tidak ada pimpinan Allah Ta’ala bagi yang tidak memiliki cahaya iman.

Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. 7:27)
Dan syaithan pun membawa lari orang-orang yang tidak beriman semakin jauh dan tersesat dari Shirath Al Mustaqiim.
saya (Iblis, syaithan) benar-benar akan (menghalangi-halangi) mereka dari shiraathal mustaqiim. (QS. 7:16)


Sedangkan pemimpin (pemberi petunjuk) orang-orang yang telah dianugerahi cahaya iman adalah Allah sendiri. Dipimpin untuk menuju Shirath Al mustaqiim.

sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada Shirath Al Mustaqiim. (QS. 22:54)

Jika qalbu seseorang telah tertutup dinding, maka didunianya menjadi gelap gulita, tidak bisa melihat Shirath Al Mustaqiim. Jika kondisi kebutaan ini terbawa kelama kubur ketika ajalnya, maka keberadaanya di alam kubur yang asing dalam kondisi buta, merupakan kegelapan diatas kegelapan. Jauh lebih tersesat jalannya. Lebih-lebih jika kondisi butanya terbawa ke alam akhirat.
Dan barangsiapa yang buta (qalbunya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat jalannya. (QS. 17:72)

Yang buta atau ditutup dalam ayat ini bukanlah mata dzahir (mata inderawi). Sebab mata dzahir orang tersebut melihat dunianya dan tidak ada sesuatupun yang menutupinya. Yang buta dan gelap gulita adalah mata qalbunya.

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah qalbu yang di dalam dada. (QS. 22:46)


Seorang mukmin mendapat petunjuk Allah Ta’ala sebab qalbunya memang mampu menerima bimbingan-bimbingan-Nya. Tetapi seorang yang mata qalbunya buta dan telinga qalbunya tidak mendengar, maka ia akan menemui kesesatan dari jalan Allah, dikarenakan tidak memahami petunjuk-petunjuk-Nya. Bagaimana mungkin dapat memberi petunjuk kepada orang lain, kalau dirinya sendiri buta dan tuli yang menyebabkan lisannya bisu dalam menyuarakan kebenaran. Karena tidak bisa melihat dan mendengar, kelak di hari kiamat ia akan digiring ke Jahannam dengan cara di seret oleh malaikat.

Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahanam. Tiap-tiap kali nyala api jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (QS. 17:97)

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia:”Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang melihat” (QS. 20:124-125)

Semoga Bermanfaat

Posting Lebih Baru Posting Lama

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]