Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Membangun Ukhuwwah

Banyak fakta menunjukkan bahwa ukhuwwah Islamiyyah semakin melemah. Antar sesama umat Islam sering terjadi bentrok. Ada pesantren yang dibakar, ada pengajian yang didemonstrasi dan ada kelompok masyarakat yang diusir dari kampung halaman mereka. Ukhuwwah wathoniyyah semakin memudar. Sering terjadi bentrok antar sesama anak bangsa. 

Ada aparat yang bentrok melawan aparat. Ada aparat yang bentrok melawan masyarakat. Bahkan ukhuwwah bashariyyahpun semakin memprihatinkan, ditandai dengan meningkatnya tindak kriminalitas. Pencurian dengan kekerasan, perampokan, penganiayaan, dan pembunuhan menjadi menu berita harian di berbagai media cetak dan elektronik.


Sudah begitu parah keadaan negeri ini, masih saja ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Oknum politikus busuk menyusup ke berbagai instansi melakukan kolusi dengan pejabat terkait mempermainkan anggaran demi keuntungan pribadi atau partai.

Mata tombak trisula yang terdiri dari pejabat kotor, politikus busuk dan pengusaha hitam menancap di jantung berbagai instansi melumpuhkan kinerja. Maka tidak mengherankan kalau aspirasi masyarakat melalui DPR terasa buntu, pemberantasan korupsi seperti berjalan di tempat, dan pelayanan umum di berbagai instansi terasa lambat.

Kalau kita mau jujur, yang menjadi sebab berbagai persoalan di atas adalah kualitas moral yang rendah. Maka upaya perbaikan melalui jalur manapun akan gagal di tengah jalan, kecuali melalui jalur perbaikan kualitas moral. Karena mayoritas penduduk negeri ini adalah umat Islam, maka sumbangan yang paling dominan atas kerusakan yang terjadi juga berasal dari umat Islam. Maka upaya perbaikan negeri ini tidak akan berhasil kecuali melalui jalur perbaikan kualitas moral umat Islam.

Hal itu sesuai dengan misi Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yakni untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq. (Innamaa buits-tu liutammima makaarimal-akhlaaq) Akhlaq yang mulia akan membimbing pemiliknya untuk beramal sesuai dengan nilai-nilai moral yang diyakininya.

اِنَّمَا بُعِثْتُ ِلاُتَمّمَ مَكَارِمَ اْلاَخْلاَقِ. احمد
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq. (HR. Ahmad)
Hal ini secara individual akan mencegah terjadinya tindak kriminal dan secara komunal akan mencegah terjadinya bentrok antar kelompok masyarakat. Sebaliknya akhlaq mulia akan mendorong tumbuhnya solidaritas antar sesama umat Islam yang pada gilirannya akan memperkuat ukhuwwah Islamiyyah.

Karena jumlah umat Islam di seluruh Indonessia ada sekitar 88% dari populasi, maka ukhuwwah Islamiyyah akan memberikan sumbangan sekitar 88% terhadap kuatnya ukhuwwah wathoniyyah (baca: persatuan nasional) dan ukhuwwah bashariyyah.
Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa persatuan umat Islam telah menjadi kekuatan utama untuk mengusir penjajah. Sejarah juga membuktikan bahwa persatuan umat Islam telah menyelamatkan dasar negara Pancasila dari penghianatan komunis.
Dengan modal persatuan umat Islam, apapun yang hendak dicapai oleh bangsa ini insya Allah akan tercapai dengan pertolongan Allah.
Kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan sosial insya Allah akan berada dalam genggaman bangsa bila umat Islam bersatu. Maka membangun akhlaq karimah harus diutamakan untuk memperkuat ukhuwwah Islamiyyah.
Akhlaq karimah secara individual akan menurunkan angka kriminalitas. Sedang ukhuwwah Islamiyyah secara komunal akan menurunkan probabilitas terjadinya bentrok antar kelompok. Al jama’atu rahmah walfiqaatu adzaab. Semoga Allah melunakkan hati kita terhadap Islam dan mempersatukan kita di bawah naungan tauhid, sehingga mendatangkan barakah bagi bangsa Indonesia, Aamiin.

Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Pimpinan Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA)

Posting Lebih Baru Posting Lama

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]