Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Fondasi Kokoh Membangun Kemakmuran Dan Keadilan

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang selalu tekun mengikuti jalan petunjuk-Nya.
 
Dalam kehidupan sering kita lihat dan kita rasakan sendiri tentang pudarnya rasa solidartas seiring dengan meningkatnya kesejahteraan. Bahkan ada yang lebih parah lagi yaitu pudarnya keiman seiring dengan meningkatnya kesejahteraan.


Banyak lembaga-lembaga agama yang telah merintis dunia pendidikan dan dunia usaha, namun ditengah perjalanan, banyak dunia pendidikan dan dunia usaha yang melepaskan diri dari bimbingan lembaga-lembaga keagamaan. Ketika kesuksesan demi kesuksesan tergapai, kemajuan-kemajuan tergapai, maka masalah agama menjadi sesuatu yang terasa asing untuk dijadikan sebagai bahan pembicaraan dan menjadi asing pula dijadikan sebagai titik tolak sumber-sumber kesuksesan dan kemajuan.

Segala puji bagi Allah, ketika manusia sedang dalam duka, nestapa dan derita, sering manusia jatuh bangun selalu menyebut dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Bahkan dalam setiap nafasnya selalu mengharap pertolongan kepada Allah. Namun ketika kemudian menemukan jalan longgar dan lapang, manusia banyak yang kemudian lupa kepada Allah.

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. 10:12)


Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Ilah-Nya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Allah merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebahagian dari pada mereka mempersekutukan Tuhannya, (QS. 30:33)

sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang-senanglah kamu sekalian, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu). (QS. 30:34)
.
Sudah menjadi tabiat manusia awam, bila mereka menemukan kesusahan maka mereka selalu berusaha memohon bimbingan Allah SWT, namun ketika mereka dalam kesenangan begitu mudah mereka melupakan Allah SWT.

Kemakmuran yang datang kepada manusia atau sekelompok manusia perlu dihadapi dengan meningkatkan kesyukuran kepada Allah SWT. Manusia sebagai pribadi atau manusia sebagai kelompok atau sebagai Bangsa, perlu memahami kunci-kunci kokohnya dan lestarinya hidup dalam Kemakmuran dan Keadilan.

Kemakmuran dan Keadilan dapat dibangun diatas landasan TAQWA, dan bila keTAQWAan telah memudar maka kemakmuran bisa berubah menjadi sumber bencana Sosial dan bencana Kehidupan, dan Demikian pula hilangnya TAQWA dapat menghancurkan sendi-sendi Keadilan.

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada TAQWA. Dan berTAQWAlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang akamu kerjakan. (QS. 5:8)


KeTAQWAan pribadi, atau sekelompok manusia, dapat dibangun dengan memahami Hakekat kehidupan, Apa sebenarnya Tujuan Allah menciptakan kehidupan, dan bagaimana pula sikap manusia kepada Allah SWT yang telah memberi kehidupan. KeTAQWAan adalah sifat mulia pemberian Allah, ketika seseorang rajin dan tekun beribadah dan taat kepada Allah, maka Allah menyematkan kepribadian TAQWA kepada orang tersebut.

Dalam Al-qur’an Allah memberikan contoh sebuah kepribadian yang tangguh dalam memegang keTAQWAan, sehingga ketika kemakmuran diberikan kepadanya, tidak memudarkan keTAQWAannya dan sekaligus dapat melestarikan keadilan dalam perjalanan hidupnya, dialah nabi Daud dan nabi Sulaiman.

Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, memiliki kerajaan dunia yang besar dan memiliki Istana yang Indah, namun semuanya itu digunakan untuk selalu bersyukur kepada Allah.

Segala apa yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah SWT, sudah sewajarnya bila semua itu digunakan sebagai sarana untuk berbakti, taat, tunduk patuh kepada-Nya. Dan digunakan untuk selalu beribadah kepada-Nya.
.
Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Allah). (QS. 38:17)

Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia(Daud) di waktu petang dan pagi, (QS. 38:18)

dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul.Masing-masingnya amat ta’at kepada Allah. (QS. 38:19)

Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. (QS. 38:20)


Dikatakan kepadanya:”Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman:”Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis:”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. 27:44)

Manusia modern yang masih memegang teguh keimanan dan keTAQWAan pasti memahami firman-firman Allah tersebut. Bahwa keindahan dunia akan kehilangan makna yang terdalam bila manusia-manusia telah meninggalkan ibadah dan taat kepada Allah.
Allah pemilik semesta alam, bila manusia berpegang teguh untuk selalu beribadah kepada Allah maka semua itu sesuatu yang akan melestarikan nikmat-nikmat Allah kepada mereka. Sebaliknya bila mereka mulai mengabaikan petunjuk Allah, maka Ibarat kesuksesan yang ada di tepi jurang yang sewaktu waktu dengan mudah akan runtuh dan masuk ke dasar jurang.

Mereka berkata:”Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar”. (QS. 27:49)

Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (QS. 27:50)

Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. (QS. 27:51)

Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui. (QS. 27:52)
.
Bila Allah berkehendak membalas kedurhakaan manusia kepada Allah maka kesuksesan yang dibangun manusia bertahun-tahun, beratus-ratus tahun atau bahkan beribu-ribu tahun dapat lenyap dalam waktu sekejab.
Sebaliknya kepatuhan manusia kepada Allah akan mendatangkan nikmat-nikmat Allah kepada mereka dalam bentuk kesuksesan-kesuksesan dunia dan akhirat yang dapat dirasakan nikmat dan bahagianya dalam mengarungi kehidupan.

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 16:97)
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan berTAQWA, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, …………..(QS. 7:96)
Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya).Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 42:12)

Banyak ide-ide positip yang muncul dari pikiran-pikiran umat manusia yang beriman dan berTAQWA, sehingga dapat menumbuhkan kesejahteraan dan kemakmuran dan keadilan untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya dan bangsanya. 

Sebaliknya sebuah kelompok manusia yang membiarkan kesesatan dan sumber-sumber kesesatan dan kemaksiyatan merajalela dalam lingkungan kehidupan, dapat dipastikan akan memunculkan ide-ide negatip yang bersifat merusak, mengacau dan menghancurkan kelestarian kemakmuran kesejahteraan dan keadilan. Bahkan tidak sedikit sekelompok manusia yang tanpa mereka sadari bahwa mereka sedang menggali sendiri kehancuran untuk diri mereka sendiri.

Sungguh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dapat memperbaiki pengetahuan dan pemahaman kita tentang sumber-sumber keberhasilan kesuksesan, dan darinya pula kita akan mengetahui sumber-sumber kehancuran dan kebinasaan.


Semoga Bermanfaat

Posting Lebih Baru Posting Lama

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]