Selamat Datang di Situs Resmi "Belajar Al Qur'an & As Sunnah"

Oktober 2011

Sholat Berjamaah 1

Pengertian Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak secara bersama, paling sedikit dua orang, salah seorang diantara mereka yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam (Al-Qur'an dan Hadits) dipilih menjadi imam, dan yang lain menjadi makmum. Shalat berjama'ah ini hukumnya sunnah muakkad.

Baca selengkapnya »

Sholat Berjamaah 2


TATA TERTIB SHALAT BERJAMA'AH

Bagi Seorang Imam :
1.   Yang lebih mengerti serta lebih fashih tentang Al-Qur'an,
2.   Yang lebih memahami Sunnah Rasul,
3.   Yang lebih dahulu hijrah (baik hijrah dari Makkah ke Madinah sebagaimana para shahabat maupun hijrah dari segala yang buruk kepada yang baik),
4.   Yang lebih tua atau yang lebih dahulu Islamnya,
5.   Yang lebih dicintai, dengan kecintaan yang dibenarkan oleh agama.

Baca selengkapnya »

Sholat Berjamaah 3


Hal-hal yang dilakukan oleh Imam di dalam shalat
1.   Imam supaya menyaringkan Takbiratul Ihram, agar makmum mengetahui bahwa imam telah memulai shalat.
2.   Menyaringkan/menjahrkan bacaan Al-Fatihah dan surat/ayat Al-Qur'an pada shalat Maghrib, 'Isyak dan Shubuh, serta shalat-shalat berjama'ah yang dituntunkan membaca jahr yang lain.
3.   Menyaringkan Takbir-takbir serta bacaan I'tidal, dan Salam sehingga makmum mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya.
4.   Menjaga kesempurnaan shalat tersebut, baik bacaannya yang teratur, tidak tergesa-gesa, tuma'ninahnya, dan terutama kekhusyu'annya yang merupakan jiwa dari shalat itu, ini semua mengingat bahwa imam menjadi pemimpin dan yang bertanggung jawab atas makmumnya.

Baca selengkapnya »

Sholat Berjamaah 4

Letak Berdirinya Imam dan Ma'mum Serta Susunan Shaff 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: نِمْتُ عِنْدَ مَيْمُوْنَةَ وَ النَّبِيُّ ص عِنْدَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ يُصَلّى، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَأَخَذَنِى فَجَعَلَنِى عَنْ يَمِيْنِهِ. البخارى 1: 171
Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata, “Aku pernah tidur di rumah (bibiku) Maimunah, sedang pada malam itu Nabi SAW berada di sisinya. Kemudian Nabi SAW berwudlu, lalu shalat malam. Kemudian aku ikut shalat dan berdiri di sebelah kiri beliau, lalu beliau memegangku dan menempatkan aku di sebelah kanan beliau”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 171]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: اَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ، فَصَلَّيْتُ خَلْفَهُ، فَأَخَذَ بِيَدِيْ فَجَرَّنِى فَجَعَلَنِى حِذَاءَهُ. احمد 1: 708 رقم 3061
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Aku (pernah) datang kepada Nabi SAW pada akhir malam, lalu aku shalat di belakang beliau, maka beliau memegang tanganku, lalu menarikku sehingga menempatkan aku sejajar dengan beliau". [HR. Ahmad juz 1, hal. 708, no. 3061]

Baca selengkapnya »

Sholat Berjamaah 5


Makmum Masbuq

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا جِئْتُمْ اِلىَ الصَّلاَةِ وَ نَحْنُ سُجُوْدٌ فَاسْجُدُوْا وَلاَ تَعُدُّوْهَا شَيْئًا. وَ مَنْ اَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ اَدْرَكَ الصَّلاَةَ. ابو داود 1: 236، رقم 893
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian datang untuk shalat sedang kami dalam keadaan sujud, maka bersujudlah kalian. Dan janganlah dihitung (satu rekaat). Dan barangsiapa mendapatkan satu rekaat, berarti ia mendapatkan shalat itu". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 236, no. 893]

عَنْ عَلِيّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ وَ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالاَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا اَتَى اَحَدُكُمُ الصَّلاَةَ وَ اْلاِمَامُ عَلَى حَالٍ فَلْيَصْنَعْ كَمَا يَصْنَعُ اْلاِمَامُ. الترمذى 2: 51، رقم 588
Dari Ali bin Abu Thalib dan Mu'adz bin Jabal, mereka berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian datang untuk shalat sedangkan imam dalam suatu keadaan, maka hendaklah ia berbuat sebagaimana yang diperbuat imam". [HR. At-Tirmidzi juz 2, hal. 51, no. 588]

Baca selengkapnya »

Sholat Jum'at 1

Mandi Jum’at
عَنْ  عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ جَاءَ مِنْكُمُ اْلجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ. البخارى 1: 215
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa diantara kalian yang datang untuk shalat Jum’at hendaklah ia mandi”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 215]

عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: غُسْلُ يَوْمِ اْلجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلّ مُحْتَلِمٍ. البخارى 1: 212
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Mandi hari Jum’at itu wajib bagi setiap orang yang telah bermimpi (telah baligh)”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 212]

Baca selengkapnya »

Sholat Jum'at 2

Ancaman Bagi Orang yang Meninggalkan Sholat Jum’at

عَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ وَ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ عَلَى اَعْوَادِ مِنْبَرِهِ: لَيَنْتَهِيَنَّ اَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ اْلجُمُعَاتِ اَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلَى قُلُوْبِهِمْ، ثُمَّ لَيَكُوْنُنَّ مِنَ اْلغَافِلِيْنَ. مسلم 2: 591
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar dan Abu Hurairah, bahwa keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas kayu mimbar beliau, “Sungguh kaum-kaum itu mau menghentikan dari meninggalkan Jum’at atau (kalau nekad) Allah pasti akan menutup hati mereka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang lalai”. [HR. Muslim juz 2, hal. 591]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى قَتَادَةَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ تَرَكَ اْلجُمُعَةَ ثَلاَثًا مِنْ غَيْرِ ضَرُوْرَةٍ طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ. الحاكم فى المستدرك 1: 430
Dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah, dari Jabir bin ‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan Jum’at tiga kali bukan karena berhalangan, maka Allah akan menutup hatinya”. [HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 1, hal. 430]

Baca selengkapnya »

Sholat Jum'at 3

Fadlilah Hari Jum’at

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: نَحْنُ اْلآخِرُوْنَ السَّابِقُوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بَيْدَ اَنَّهُمْ اُوْتُوا اْلكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا ثُمَّ هذَا يَوْمُهُمُ الَّذِيْ فُرِضَ عَلَيْهِمْ فَاخْتَلَفُوْا فِيْهِ، فَهَدَانَا اللهُ فَالنَّاسُ لَنَا فِيْهِ تَبَعٌ الْيَهُوْدُ غَدًا وَ النَّصَارَى بَعْدَ غَدٍ. البخارى 1: 212
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Kita adalah orang-orang yang datang akhir, tetapi mendahului pada hari qiyamat. Hanyasaja mereka diberi kitab sebelum kita. Kemudian ini (hari Jum’at) adalah hari yang ditetapkan kepada mereka, tetapi mereka berselisih padanya. Kemudian Allah menunjuki kita. Maka orang-orang mengikuti kita, orang-orang Yahudi besoknya, dan orang-orang Nashrani besoknya lagi”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 212]

Baca selengkapnya »

Sholat Safar 1

Pengertian Safar.

As-Safar, yaitu bepergian dari satu tempat iqamah (tempat menetap/ tempat tinggal baik kota atau desa) ke suatu tempat di luar daerah iqamahnya, baik dengan tujuan yang bersifat ukhrawiy (berhajji, tabligh dsb) maupun yang bersifat duniawiy (berdagang, duta suatu negara dll).
Orang yang mengerjakan safar disebut Musafir, kebalikan dari musafir adalah Muqim, yaitu orang yang berada di tempat iqamahnya, artinya : menetap dan bertempat tinggal di suatu tempat diantara anak-istri atau sanak keluarganya.
Maka seseorang baru boleh dikatakan sebagai musafir bila dia pergi dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang disebut safar di atas. Sedang jika ia hanya sekedar kaluar atau pergi dari rumah/kampung dan tidak memenuhi ketentuan di atas dalam bahasa ‘Arab orang tersebut bukan dikatakan musafir, dan masih termasuk orang muqim.

Baca selengkapnya »

Sholat Safar 2

Shalat Jama’ dengan satu adzan dan dua iqamah.

عَنْ جَابِرٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص صَلَّى الصَّلاَتَيْنِ بِعَرَفَةَ بِاَذَانٍ وَاحِدٍ وَ اِقَامَتَيْنِ. وَ اَتَى اْلمُزْدَلِفَةَ، فَصَلَّى بِهَا اْلمَغْرِبَ وَ اْلعِشَاءَ بِاَذَانٍ وَاحِدٍ وَ اِقَامَتَيْنِ، وَ لَمْ يُسَبّحْ بَيْنَهُمَا، ثُمَّ اضْطَجَعَ حَتَّى طَلَعَ اْلفَجْرُ. مختصر لاحمد و مسلم و النسائى، فى نيل الاوطار 3: 248
Dari Jabir RA bahwasanya Nabi SAW shalat jama’ di ‘Arafah dengan satu adzan dan dua iqamah. Dan datang ke Muzdalifah, lalu shalat Maghrib dan’Isyak dengan satu adzan dan dua iqamah, dan tidak shalat sunnah diantara keduanya, kemudian tidur hingga terbit fajar. [Diringkas dari riwayat Ahmad, Muslim dan Nasaiy, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 248]

Baca selengkapnya »

Sholat Sunnah 1

Dalil adanya shalat sunnah

جَاءَ اَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا ذَا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ قَالَ: اَلصَّلَوَاتُ اْلخَمْسُ اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ  شَيْئًا. البخاري و مسلم
Telah datang seorang Arab gunung, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, shalat apa yang difardlukan oleh Allah atas saya ?”. Jawab Rasulullah SAW, “Shalat lima waktu, kecuali kalau engkau mau shalat sunnah”. [HSR. Bukhari dan Muslim]

Baca selengkapnya »

Sholat Sunnah 2

C. Shalat sunnah tahiyyatul masjid

Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid ialah : Istilah yang diberikan bagi shalat sunnah ketika memasuki sebuah masjid/musholla/langgar dan dikerjakan sebelum duduk.

Cara pelaksanaannya :
Dua raka'at dan dengan bacaan sirr (Ttidak nyaring)
Dalil pelaksanaannya :
عَنْ اَبِى قَتَادَةَ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص اِذَا دَخَلَ اَحَدُكُمُ اْلمَسْجِدَ فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلّيَ رَكْعَتَيْنِ. البخارى
Dari Abu Qatadah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sebelum shalat dua raka'at”. [HSR. Bukhari juz 2, hal. 51]

Baca selengkapnya »

Sholat Sunnah 3

G. Shalat sunnah Dluha

Shalat sunnah Dluha ialah : Istilah yang diberikan untuk shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu Dluha.

Bilangan raka'at dan cara pelaksanaannya :
 -   Dua raka'at hingga delapan raka'at (dua raka'at lalu salam, dua raka'at lalu salam dan seterusnya)
 -   Dengan suara sirr (suara lembut).

Dalil-dalil pelaksanaan :
قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: اَوْصَانِى خَلِيْلِى ص بِثَلاَثٍ: صِيَامِ ثَلاَثَةِ اَيَّامٍ مِنْ كُلّ شَهْرٍ وَ رَكْعَتَيِ الضُّحَى وَ اَنْ اُوْتِرَ قَبْلَ اَنْ اَنَامَ. البخارى
Telah berkata Abu Hurairah, “Kekasih saya (Nabi Muhammad SAW) telah berwashiyat kepada saya dengan tiga perkara yaitu : 1. Puasa tiga hari tiap-tiap bulan. 2. Shalat Dluha dua raka'at, dan 3. Shalat witir sebelum tidur”. [HSR. Bukhari juz 2, hal. 247]

Baca selengkapnya »

Sholat Sunnah 4


K. Shalat sunnah Kusuf/shalat sunnah Khusuf.

Kusuf/Khusuf ialah istilah yang diberikan untuk shalat sunnah di waktu terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Bilangan raka'at dan cara pelaksanaannya :
-    Shalat kusuf/khusuf ini utamanya dilaksanakan di masjid secara berjama'ah dan dengan khutbah sesudah shalat.
-    Shalat gerhana ini tanpa adzan dan iqamah; tetapi hanya panggilan, misalnya "Ash-Sholaatu Jaami'ah" (Mari kita berkumpul untuk shalat)
-    Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 raka'at dengan bacaan jahr.
-    Pada tiap-tiap raka'at mengandung 2 ruku' dan 2 sujud dengan cara sebagai berikut :

Baca selengkapnya »

Postingan Lebih Baru Postingan Lama

Den Ryono. Diberdayakan oleh Blogger.

Dan Janganlah Kamu Mengikuti Apa yang Kamu Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya (Ilmunya). Sesungguhnya Pendengaran, Penglihatan dan Hati, Semuanya itu akan diminta Pertanggungan Jawabnya. (QS. Al-Isra : 36)

Kutinggalkan Pada Kamu Sekalian 2 Perkara Yang Kamu Tidak Akan Sesat Apabila Kamu Berpegang Teguh Pada Keduanya, Yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya [[HR. Malik Dalam Al-Muwaththa' Juz 2 Hal 899]]